Pada pagi hari di SMA Stella duce 2 Yogyakarta Bu Gita, mengumumkan bahwa hari itu akan diadakan ulangan Bahasa Jawa dengan tema Aksara Jawa mendadak. Seluruh siswa di kelas 10 E pun langsung cemas. Mereka khawatir dengan soal-soal Aksara Jawa yang mungkin akan banyak muncul.
Setelah soal ulangan dibagikan, kelas menjadi sunyi. Semua siswa fokus menatap kertas soal mereka. Tiba-tiba, bayu angkat tangan. "Bu, soal nomor delapan ini maksudnya bagaimana ya?" tanyanya.
Bu gita menghampiri Bayu, melihat soal yang ditunjuk Bayu, Bu Gita berkata, "Lho, yu, ini kan soal mudah. kamu akan bisa menjawab kalau kamu pikirkan baik-baik."
Bayu tetap bingung dan berkata, "Tapi, bu, saya tidak mengerti kenapa ulat ini terinjak?"
Bu Gita terdiam sejenak, lalu tersenyum kecil. "Oh, Bayu, ini bukan soal Aksara, itu cuma selipan humor dari ibu. Fokus saja ke soal lainnya yang berhubungan dengan Aksara Jawa."
Seluruh kelas pun tertawa mendengar penjelasan Bu Gita. Bayu, yang merasa malu karena terlalu serius, hanya bisa menggaruk-garuk tengkuk leher sambil tersenyum kecut.
Sejak saat itu, Bayu selalu membaca soal ulangan dengan lebih teliti dan fokus untuk memastikan bahwa setiap soal benar-benar berhubungan dengan pelajaran.Teman-teman sekelasnya pun selalu mengejek Andi tentang "ulat terinjak" setiap kali ulangan berlangsung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H