Mohon tunggu...
CHOIRUL ANAM
CHOIRUL ANAM Mohon Tunggu... Dosen - Mahasiswa Universitas Madura

Bersama Allah, pasti bisa dan ada solusinya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tangan Tuhan di Balik Kota Wuhan

5 Oktober 2023   10:47 Diperbarui: 5 Oktober 2023   10:51 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pandemi menjangkit di semua sektor kehidupan hampir di seluruh belahan dunia. Pandemi juga meluluhlantakkan sistem mobilitas global. Semua sektor mengalami degradasi dan nyaris mengalami kelumpuhan permanen berskala besar.

Pandemi Covid-19 berpangkal dari negeri seberang, Cina, tepatnya di kota Wuhan. Kota Wuhan merupakan ibu kota provinsi Hubei yang diklaim sebagai kota terpadat di Cina Tengah sekaligus kota terluas ke-42 di dunia. Luas wilayahnya setara dengan luas wilayah kota London, Inggris, yaitu sekitar 8.500 km persegi. Kota ini dipisahkan oleh dua sungai besar, yaitu Sungai Yangtze dan Hanshui dengan curah hujan tinggi dan empat musim berbeda.

Kota Wuhan, Cina, terkonfirmasi menjadi awal mula virus ini merebak sejak tahun 2019 lalu. Virus serupa SARS ini menginfeksi lebih dari 200 juta jiwa yang 4,25 juta jiwa di antaranya meninggal dunia. Pada 12 Januari 2020, media pers setempat melaporkan bahwa seorang pria lansia berusia 61 tahun meregang nyawa setelah berbelanja di pasar Huanan. Hal ini mengindikasikan bahwa tempat virus ini bersarang ialah di pasar Huanan. Data ini jelas menjadi alarm siaga bagi pemerintah setempat untuk segera menerapkan lock down sekaligus penelitian lebih lanjut. Tak lama dari kejadian itu, beberapa orang yang sempat berkunjung ke pasar itu juga mengalami gejala-gejala klinis.

Para ilmuwan berlomba-lomba meneliti virus ini mengingat pandemi SARS dulu juga bermuara di tempat perbelanjaan (pasar). Maka peneliti menyimpulkan hipotesis sementara bahwa tempat virus Covid-19 itu bersarang adalah juga di pasar dengan didukung data-data jumlah korban jiwa sebelumnya. Diketahui virus SARS dan Covid-19 sama-sama berasal dari satu garis keturunan, namun virus Covid-19 adalah bentuk replika pengaplikasian dari virus SARS yang dibedakan dengan lambang A dan B.

Berdasarkan hasil penelitian, garis keturunan A dan B virus ini masih sangat lemah untuk dapat menjangkit manusia dengan lebih cepat, virus ini justru lebih cepat penyebarannya terhadap hewan. Anggapan itu mereka simpulkan bahwa bisa saja seekor anjing sudah mulai terjangkit sejak di peternakan sebelum akhirnya dijual dan menginfeksi manusia di pasar Huanan. Pimpinan teknis WHO, Maria Van Kerkhove, menambahkan bahwa pasar Huanan memainkan peran penting dalam kasus merebaknya pandemi ini. Opininya diperkuat dengan penelitiannya kembali di pasar Huanan. Ia kembali melacak penyebaran virus Covid-19 di sana. Dan berdasar hasil studinya, dapat ditarik kesimpulan bahwa telah terjadi penyebaran virus corona di pasar itu, setidaknya dua kali pada tahun 2019. Sejak saat itu, pasar Huanan diyakini sebagai pangkal dari penyebaran virus corona. 

Bukan hanya berawal dari anjing yang terinfeksi virus, tapi juga berkembang pemahaman baru bahwa kelelawar juga turut mengambil peran. Mengetahui hal itu, pemerintah setempat mendeklarasikan agar segera menutup akses perdagangan hewan liar, karena alasan terkuat saat ini adalah berpangkal dari daging hewan yang dijual di pasar Huanan.

Meluasnya kabar krisis kesehatan ini ke seluruh belahan dunia mengakibatkan kota Wuhan seperti kota mati. Bagaimana tidak? Wuhan dan beberapa kota lainnya saling menutup akses mobilitas, sejumlah kota juga ada yang dikarantina. Bahkan mirisnya, sektor penerbangan juga mengalami lumpuh total. Tercatat terdapat 50 akses penerbangan internasional dihentikan. Per 23 Januari 2020, kota Wuhan, Cina resmi diisolasi.

Saat semua negara di belahan dunia mulai membentengi negaranya dari virus Covid-19, tercatat 570 kasus positif Covid-19 di negara Amerika, Taiwan, Thailand, Jepang, dan Korea Selatan. Lain halnya dengan negara Cina, kematian pertama di negara Filipina terjadi pada seorang pria (44 tahun) akibat terinfeksi virus ini. Setelah itu disusul dengan 360 lebih kasus dengan permasalahan serupa. Akhir Februari, Italia dan Iran seketika menjadi sorotan dunia saat lonjakan tertinggik asus positif Covid-19 ditempati oleh dua negara tersebut. Pada 2 Maret 2020, virus corona mulai masuk Indonesia. Penyebaran pertama terjadi pada salah seorang warga asal Jawa Barat.

Sejak itu, seluruh negara di dunia memperketat akses mobilitas maupun transit sosial, seperti membatasi kegiatan masyarakat berskala besar, dan melarang keras pendatang asing dari luar negeri. Jelas hal ini mengakibatkan sistem perekonomian global mengalami kemerosotan. Bukan hanya sektor ekonomi, namun juga pendidikan. Banyak peserta didik yang tidak dapat menangkap materi pelajaran secara optimal. Semua serba dibatasi, pandemi seolah mengungkung dunia dalam sebuah kotak kedap udara berbungkuskan pembantaian.

Sejalan dengan krisis dunia yang mengkhawatirkan ini, sejak 20 Juni 2020, para ilmuwan dunia berlomba-lomba untuk menciptakan vaksin perlindungan diri. Rusia menjadi negara pertama yang merakit sekaligus menyuplai penemuan ini. Setelah itu barulah berbagai jenis vaksin dikembangkan, seperti Sinovac, Sinopharm, Pfizer, Astrazeneca, dan Moderna. Akhir Desember 2020, Inggris dan Rusia menjadi negara pertama yang menggalakkan aksi vaksinasi secara massal dan gratis.

Menginjak tahun 2021, dunia mendapat angin segar lantaran banyak negara yang mulai mencabut kebijakan lock down. Juga ditambah banyak negara yang sudah melakukan vaksinasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun