Ungkapan ini aslinya adalah 'Bom Jatuah Bendera Tagak'. Artinya ? Baca lagi judulnya. Di masa kecil , bahkan sampai sekarang ungkapan ini merupakan humor di kalangan rakyat kecil seperti kami. Untuk menggambarkan atau melihat langsung peristiwa seekor sapi yang mengeluarkan ( maaf ) fesesnya. Posisi dan kondisinya memang demikian, kalau tidak percaya silakan dibuktikan sendiri. Ungkapan ini kiranya pas dengan peristiwa hangat yang terjadi di dalam negeri akhir-akhir ini. Secara beruntun ditemukan dan diledakkan bom buku di mana bom yang pertama di Utan Kayu menciderai polisi kita. Di mana korelasinya ?? Tentu saja pada reaksi berbagai pihak yang berkepentingan dan berkomentar menurut seleranya. Komentar memang yang ada sah-sah saja menyesuaikan diri dengan latar belakang siapa berkomentar. Karena sudah mahir, terkesan kurang memikirkan secara mendalam atas komentarnya itu. Mungkin sedikit lupa bahwa orang yang menyimak bukanlah kambing congek yang mau menerima mentah-mentah suatu pendapat, apalagi pendapat yang tidak disertai bukti empiris / baru sebatas praduga. Ada para komentator di blog komunitas berkomentar untuk melibas pihak lain yang belum tentu pihak itu memusuhinya secara pribadi selama ini. Pokoknya Bom Jatuh Bendera Tegak. Begitu ada bom, tegakkan pendirian pendapat atas nama kelompok ( baca : Bendera ) masing-masing. Persis seperti tegaknya ekor sapi yang sedang buang hajat. Padahal, bom yang terjadi tidak lain adalah kotoran yang bau dan menjijikkan. Yang dibuat oleh mereka yang mengambil untung dari instabilitas. Yang memancing di air keruh. Mereka tidak pernah belajar filsafat Minang. Jadi kelakuannya tak ubahnya seperti perangai. Bom itu merusak persatuan dan kesatuan. Bom juga menguras energi orang yang capek berseteru untuk kembali bersih-bersih ( capek kan ? ). Ya, bom yang dibuat itu ibarat kotoran. Mereka yang membuatnya pikirannya sudah pasti kotor. Demi tegaknya "bendera" mereka sendiri. Seperti sapi yang buang hajat. Catatan : tidak menerima komentar yang menyebut nama agama atau segala sesuatu yang berhubungan dengan agama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H