Mohon tunggu...
efyd
efyd Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Peminat Sastra Inggris\r\nPernah tinggal di Bandung, Kudus, Situbondo, Pekanbaru, Bintan, Batam\r\nKembali berdomisili di Padang pada awal 2012\r\nBlog pribadiku :http://belajar-mengatur-uang.blogspot.com\r\n

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Siapa Berminat Filmkan Novel Tikam Samurai ( bag-1)

13 Februari 2011   21:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:38 2602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerita ini pernah dimuat di harian lokal di Padang. Sekitar awal 1980an. Ceritanya heroik, romantic, tragis, yang berlatar belakang dendam, cinta, persahabatan dan petualangan. Dibalut dengan perkawinan jurus silat Minangkabau dengan ilmu pedang Samurai Jepang.Belakangan, novel kembali ditayangkan sebagai cerbung di harian Singgalang sejak 1 Desember 2008. Tentang Pengarang Tikam Samurai adalah karya monumental dari Makmur Hendrik, pria yang lahir tanggal 7 Juni 1947  di desa adat Buluh Cina, tak jauh dari Kota Pekanbaru. Namun sejak 1964, Makmur Hendrik berdomisili di Sumatra Barat, dan sangat mengenal budaya, adat dan filsafat Minangkabau. Menurut pengakuannya, inspirasi karya-karyanya banyak diambil dari keagungan filsafat Minangkabau dan sejarah panjang berbagai peristiwa besar sejak zaman penjajahan Belanda, pendudukan Jepang, dan pemberontakan PRRI . Dan pengenalannya yang mendalam terhadap Minangkabau itulah yang membuatnya terdampar menjadi penulis. Sinopsis Tikam Samurai

“kau tak akan selamat Saburo. Aku bersumpah akan menuntut balas dari akhirat. Kau akan mati dibunuh oleh Samuraimu sendiri. Akan kau rasakan bagaimana senjatamu menikam dirimu. Kau akan ditikam oleh Samurai yang kau bawa dari negerimu. Ingat itu baik-baik. Aku bersumpah…..”

Tikam Samurai bercerita tentang kisah hidup seorang anak muda yang berasal dari desa Situjuh Ladang Laweh, yang terletak di kaki Gunung Sago, Sumatra Barat. Tragedi bermula dengan penyerbuan sepasukan kecil tentara Jepang di sekitar tahun1942 ke desanya. Kebengisan tentara Jepang mengakibatkan ayahnya tewas di tangan Saburo Matsuyama, seorang perwira lapangan dan ibu dan kakak perempuannya ikut menerima dampak buruk dari perlakuan prajurit Jepang. Si Bungsu nama anak muda itu, satu-satunya yang selamat di keluarganya. Samurai yang ditinggalkan oleh Saburo menjadi sarana latihan untuk mulai meretas jalan menuju Jepang untuk menuntut balas. Ia akhirnya menciptakan jurus Samurai yang khas yang dapat memenangkan pertarungan demi pertarungan melawan para penjahat bahkan prajurit Jepang sendiri. Beberapa prajurit Jepang melakukan harakiri untuk mengakui kekalahannya menghadapi si Bungsu. Berbagai peristiwa unik dengan latar sejarah akhirnya mengiringi perjalanan si Bungsu menuju Jepang. Berkenalan  dengan anggota pasukan khusus Inggris Green Barret dan bertarung dengan Yakuza. Dia akhirnya berhasil menemukan pembunuh keluarganya, Saburo Matsuyama, musuh besarnya di Kyoto, dan mengantarkan Saburo untuk memilih harakiri setelah dikalahkan dalam pertarungan Samurai sejati oleh si Bungsu. Perjalanan Samurai Minang itu juga dibalut dengan kisah romantiknya dengan para gadis yang dikenalnya, Mei-Mei, Mei Ling, Salma dan yang paling tragis : Michiko Matsuyama yang sangat mencintainya, yang juga putri Saburo Matsuyama, sang pembunuh ayahnya !! Dalam beberapa episode, Amerika Serikat juga menjadi latar belakang cerita ini. Konon, Tikam Samurai menjadi inspirasi bagi ribuan pemuda Minangkabau untuk merantau dan  menaklukkan negeri-negeri yang jauh dan menantang : Singapura, Jepang, Australia dan Amerika Serikat. Si Bungsu juga memotivasi kita untuk tidak mengenal rasa takut. Tekun berlatih dan optimalkan ilmu pengetahuan, itu kuncinya. Maka bangsa manapun dapat dikalahkan, bahkan dengan senjata yang mereka ciptakan sendiri. [caption id="attachment_90592" align="aligncenter" width="225" caption="Novel tua yang Inspiratif, layak difilmkan"][/caption] Tulisan yang berhubungan : Penulis Novel "Tikam Samurai" Menyapa di Kompasiana

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun