Self-boundaries atau batasan diri merupakan kemampuan seseorang untuk menentukan apa yang dapat diterima atau tidak dalam berbagai aspek kehidupan, baik secara fisik, emosional, mental, maupun sosial. Perempuan seringkali dihadapkan pada ekspektasi sosial yang membuat mereka merasa perlu selalu menyenangkan orang lain atau memenuhi standar tertentu. Akibatnya, banyak perempuan yang kehilangan kendali atas waktu, energi, bahkan emosinya. Dalam jangka panjang, hal ini dapat menyebabkan stres, kelelahan, dan kehilangan identitas diri.
Bagi perempuan, menjaga self-boundaries merupakan langkah penting untuk menjaga kesejahteraan diri di tengah dinamika kehidupan modern yang penuh dengan tuntutan dan ekspektasi dari masyarakat:
Menjaga batasan membantu perempuan menghormati dan menghargai kebutuhan fisik, emosional, dan mentalnya.
Self-boundaries yang kuat membantu perempuan mengenali dan menghindari hubungan yang merugikan (Toxic).
Perempuan yang mampu berkata "tidak" pada hal-hal yang tidak sejalan dengan nilai-nilainya akan lebih percaya diri dalam menjalani hidup. Dengan perempuan memiliki batasan yang jelas, perempuan dapat mengelola waktu dan energinya untuk hal-hal yang lebih penting
Jenis-Jenis Self-Boundaries yang Perlu Dimiliki Perempuan
1. Batasan Fisik
Perempuan berhak untuk menjaga tubuhnya dari tindakan atau kontak fisik yang tidak diinginkan. Ini termasuk berani mengatakan "tidak" pada pelukan, sentuhan, atau tindakan lain yang membuat diri tidak nyaman.
2. Batasan Emosional
Menghindari manipulasi emosional atau tekanan untuk memenuhi kebutuhan orang lain di atas kebutuhannya sendiri. Misalnya, tidak merasa bersalah saat menolak permintaan yang tidak sesuai dengan kemampuannya.