Baru-baru ini kita dihebohkan dengan kasus viral dua orang siswa SMP N 1 Ciawi yang dituduh merusak moral bangsa karena menari dansa di lapangan sekolah. Benarkah kedua siswa tersebut telah merusak bangsa ini atau justru sang pemberi komentar lah yang justru merusak karakter bangsa ini dengan komentar pedas bernada menghakimi di bawah video tersebut.
Tindakan warganet yang suka menghakimi dengan menuliskan komentar bahwa generasi muda muslim sudah dipengaruhi budaya asing, SMP N 1 Ciawi memasukan kurikulum dansa dalam pelajaran extrakurikuler dalam materi pembelajarannya. Kenapa masih terlena melihat generasi penerus bangsa dirusak seperti ini memang perlu dipertanyakan. Sejatinya bahwa suka tidak suka bangsa Indonesia terbentuk dari keberagaman budaya. Beragam agama datang dan tumbuh subur di bumi pertiwi ini. Jujur agama Islam pun bukanlah agama asli bangsa Indonesia artinya Islam juga hadir dari budaya asing yang datang ke Indonesia.
Belajar dari sejarah bangsa Indonesia bukanlah bangsa yang cepat menghakimi melainkan bangsa yang sangat mudah menerima hal-hal yang baru demikian juga perbedaan. Penyebaran agama yang merupakan hal sangat sensitif pun dapat berjalan tanpa adanya gejolak berarti. Sejak dulu nenek moyang kita mengembangkan sikap toleransi tinggi yang menunjukkan bahwa mereka tidak suka menghakimi orang lain tanpa adanya pemahaman yang mendalam berdasarkan fakta yang lengkap.
Sesuai dengan penuturan pihak sekolah, siswa dan siswi berjilbab yang berdansa merupakan atlet dance sport berprestasi yang telah berhasil mengharumkan nama sekolah dan kota Bogor dengan raihan medali emas tingkat Provinsi Jabar. Sungguh sebuah prestasi yang membanggakan bukan untuk dicibir apalagi dihakimi hanya untuk sekedar mencari sensasi dan menjadi viral. Fakta lain bahwa dance sport sendiri bukan ekstrakurikuler namun merupakan cabang olah raga yang diikuti siswa secara mandiri semakin menunjukkan bahwa pemberi komentar sebenarnya miskin informasi dan malas mencari kebenaran fakta yang kini sangat mudah bisa dilakukan melalui berbagai sumber termasuk internet.
Sebagai pengguna media sosial kini harus semakin bijak menggunakan media sosial untuk memberikan manfaat bukan menciptakan kegaduhan. Jangan lakukan lagi tindakan menghakimi tanpa mengetahui fakta yang terjadi karena justru itu tindakan yang merusak karakter bangsa yang sudah terbentuk selama ini sebagai bangsa yang toleran, saling menghargai dan santun. Jadi lakukan cross check dan konfirmasi ke pihak terkait. Jangan asal komentar dan suka menghakimi tanpa tahu fakta yang sebenarnya terjadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H