Tanaman air biasanya ditemukan di sungai, danau, dan rawa adalah eceng gondok (Eichornia crassipes). Eceng gondok, yang biasanya dianggap sebagai gulma, memiliki potensi besar untuk menjadi sumber pupuk organik. Ketika pertanian modern bergantung pada pupuk kimia seperti NPK, efek negatifnya mulai terlihat. Ini termasuk penurunan kualitas tanah, kerusakan struktur tanah, dan penurunan keanekaragaman mikroorganisme yang penting untuk kesuburan. Selain itu, pupuk kimia dapat mencemari air dan menyebabkan pertumbuhan alga berlebih, yang membahayakan ekosistem perairan. Akibatnya, eceng gondok memberikan alternatif yang lebih ramah lingkungan karena berfungsi sebagai pupuk organik dan membersihkan polutan dari perairan. Ini membuatnya pilihan berkelanjutan untuk pengelolaan lingkungan dan pertanian.
Pengertian dan Kandungan
Tanaman eceng gondok (Echornia crassipes) memiliki banyak potensi sebagai sumber pupuk organik yang ramah lingkungan, tetapi sering dianggap sebagai gulma yang merugikan. Kandungan bahan organik eceng gondok yang tinggi, yang mencapai 78,47% (C organik 21,23%, N total 0,28%, P total 0,0011%, dan K total 0,016%), menjadikannya alternatif yang bagus untuk pupuk kimia yang dapat merusak tanah dan lingkungan. Dua jenis pupuk organik yang dapat digunakan untuk mengubah eceng gondok menjadi pupuk organik adalah pupuk organik cair (POC) dan pupuk kompos.
A. Pupuk POC
   Alat  :
- Pisau
- Ember 10 liter
- Saringan.
   Bahan :
- Eceng gondok 2 kg
- EM4 10 mlÂ
- Molase (tetes tebu) 20 ml.
Cara membuat pupuk POC adalah sebagai berikut:
- Memotong eceng gondok menjadi bagian kecil.
- Kemudian campurkan EM4 10 ml dan cairan molase (tetes tebu) 20 ml, dengan air. Kemudian tutup dengan plastik.Â
- Selanjutnya, campuran tersebut dibiarkan selama 15 hingga 21 hari dalam wadah kedap udara.
Cara pengaplikasian pupuk POC :
- Sebelum pengaplikasian ke tanaman, larutkan terlebih dahulu pupuk POC dengan air. contoh ; 20 ml pupuk POC eceng gondok di campur dengan air 2 liter.
- Aplikasikan ke tanaman dengan cara menyiramnya secara langsung. penyiraman di lakukan setiap seminggu sekali.
B. Pupuk kompos
   Alat :
- Pisau
- GemborÂ
- Karung (bekas beras)