Mohon tunggu...
Vincentius Farrel
Vincentius Farrel Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar SMA

Pelajar SMA biasa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Di Balik Layar, Bagaimana Pornografi Mengubah Perkembangan Remaja di Era Internet?

8 November 2024   23:41 Diperbarui: 9 November 2024   04:22 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pornografi bagi remaja bisa dianalogikan seperti pemandu jalan yang menunjukkan arah tetapi tidak memberikan informasi yang akurat. Seperti pemandu yang memandu kita ke jalan yang salah, pornografi membawa remaja pada pemahaman yang keliru tentang seksualitas dan hubungan. 

Ketika mereka mencoba untuk mengikuti petunjuk tersebut, mereka justru tersesat dan menghadapi berbagai masalah emosional dan sosial. Tanpa pemahaman yang tepat, remaja akan sulit untuk menemukan jalan yang benar dalam menjalin hubungan yang sehat di masa depan.

Dampak pornografi pada remaja bisa dilihat dalam perubahan perilaku dan sikap mereka terhadap hubungan. Seorang remaja yang dulunya ceria dan terbuka, tiba-tiba menjadi pendiam dan cemas saat berinteraksi dengan lawan jenis. Dalam benaknya, gambaran-gambaran dari video yang ia tonton terus terulang, menciptakan kecemasan dan ketidakpuasan dalam interaksi sosialnya. 

Kepercayaan dirinya menurun, dan ia mulai menarik diri dari pergaulan. Lingkungan sosialnya pun ikut terpengaruh, di mana ia lebih memilih untuk menghabiskan waktu sendirian di depan layar ketimbang berkomunikasi dengan teman-teman, yang seharusnya menjadi tempat dukungan dan pembelajaran.

Melihat dampak negatif dari pornografi pada remaja, orang tua dan guru seharusnya berperan lebih aktif dalam memberikan edukasi yang benar tentang seksualitas. Peran mereka sangat penting dalam membantu remaja memahami bahwa apa yang mereka lihat di internet tidak selalu mencerminkan realitas. 

Remaja perlu dibekali dengan informasi yang seimbang dan jujur mengenai hubungan dan seksualitas yang sehat, sehingga mereka tidak mudah terpengaruh oleh gambaran yang tidak realistis dari media. Dengan bimbingan dan dukungan yang tepat, remaja bisa memiliki pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana menghargai diri sendiri dan orang lain dalam konteks hubungan sosial dan romantis.

Selain itu, penting juga bagi remaja untuk mendapatkan akses ke lingkungan yang positif dan mendukung. Lingkungan yang kondusif bisa membantu mereka menemukan cara-cara sehat untuk menyalurkan emosi dan mengatasi rasa kesepian tanpa harus bergantung pada pornografi. 

Misalnya, mengikuti kegiatan ekstrakurikuler atau komunitas yang bisa membantu mereka mengembangkan keterampilan sosial dan meningkatkan rasa percaya diri. Dengan begitu, mereka tidak hanya mendapatkan pengalihan yang positif, tetapi juga belajar bagaimana menjalin hubungan dan berinteraksi dengan orang lain secara langsung, tanpa harus terpengaruh oleh pandangan yang keliru dari dunia maya.

Secara garis besar, meskipun sebagian remaja menganggap pornografi sebagai sarana untuk memahami seksualitas, kenyataannya seringkali justru menyesatkan dan merusak perkembangan mereka dalam membangun hubungan yang sehat. Terpapar pornografi bisa membuat remaja memiliki harapan yang tidak realistis dan kesulitan memahami batasan yang sehat, yang pada akhirnya memicu kecemasan dan rasa rendah diri. 

Oleh karena itu, penting bagi orang tua, guru, dan lingkungan sekitar untuk memberikan edukasi yang benar dan mendukung, serta menyediakan aktivitas yang positif agar remaja bisa memahami seksualitas dan hubungan dengan cara yang lebih sehat dan seimbang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun