Mohon tunggu...
Vincentius Farrel
Vincentius Farrel Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar SMA

Pelajar SMA biasa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Di Balik Layar, Bagaimana Pornografi Mengubah Perkembangan Remaja di Era Internet?

8 November 2024   23:41 Diperbarui: 9 November 2024   04:22 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama pandemi COVID-19, peningkatan penggunaan internet di kalangan remaja, termasuk akses ke pornografi, menjadi semakin umum, terutama karena isolasi sosial dan kebosanan. Kondisi ini memperburuk risiko perkembangan mental yang terganggu, memicu fenomena seperti "incel behaviour" (involuntary celibacy), di mana remaja pria, yang terpapar pornografi, mengembangkan pandangan misoginis dan sikap negatif terhadap hubungan yang sehat. 

Dengan akses mudah ke konten yang mengobjektifikasi tubuh, banyak remaja menginternalisasi pandangan yang salah tentang seksualitas dan hubungan antarpribadi, yang pada akhirnya dapat menurunkan kemampuan mereka dalam membangun hubungan sosial yang sehat di masa mendatang.

Di satu sisi, beberapa remaja menganggap pornografi sebagai sumber informasi tentang seks dan hubungan, beranggapan bahwa hal tersebut dapat membantu mereka memahami dinamika seksual. Namun, di sisi lain, banyak penelitian menunjukkan bahwa pornografi justru memberikan gambaran yang keliru tentang seksualitas.

 Misalnya, remaja yang terpapar pornografi cenderung memiliki ekspektasi yang tidak realistis terhadap hubungan seksual dan dapat mengalami kesulitan dalam memahami batasan yang sehat. Dengan demikian, meskipun ada anggapan bahwa pornografi bisa menjadi panduan, kenyataannya malah dapat menyesatkan remaja dalam membangun hubungan yang sehat.

Bayangkan seorang remaja yang menghabiskan waktu berjam-jam menonton video pornografi. Ia terbiasa melihat representasi tubuh dan perilaku yang tidak realistis, yang mungkin menjadikannya sulit untuk berinteraksi dengan teman-teman sebaya dalam konteks romantis. 

Saat ia mulai menjalin hubungan, harapannya akan seks dan cinta terbentuk dari apa yang ia lihat di layar, bukan dari pengalaman nyata. Akibatnya, ia merasa kecewa dan bingung ketika kenyataan tidak sesuai dengan harapannya, menciptakan rasa putus asa yang mendalam dalam hubungan interpersonalnya.

Sejak usia muda, banyak remaja yang mulai terpapar pornografi, sering kali bermula dari rasa penasaran atau pengaruh teman sebaya yang memperkenalkan hal tersebut sebagai sesuatu yang "seru" atau "dewasa." 

Rasa ingin tahu ini bisa berkembang menjadi kecanduan, terutama karena paparan tersebut merangsang bagian otak yang mengeluarkan hormon dopamin, memberi sensasi menyenangkan yang membuatnya ingin mengulang kembali. Seiring waktu, hal ini memengaruhi cara berpikir dan hubungan sosial remaja tersebut, misalnya dalam berinteraksi dengan lawan jenis. 

Ketidakmampuan untuk melihat lawan jenis sebagai individu seutuhnya sering kali muncul, karena sudah terbiasa memandang mereka sebagai objek seksual. Selain itu, kecanduan ini dapat mengurangi kemampuan fokus, membuat remaja sulit berkonsentrasi pada kegiatan sehari-hari, seperti belajar atau melakukan hobi, karena pikirannya lebih sering teralihkan pada hasrat untuk mengakses materi pornografi.

Menurut opini saya, pornografi memiliki dampak yang signifikan dan sering kali merugikan pada perkembangan remaja. Meskipun sebagian orang beropini bahwa akses ke pornografi adalah bagian dari eksplorasi seksualitas, saya percaya bahwa banyak remaja belum siap untuk menghadapi informasi tersebut secara sehat. 

Hal ini dapat menyebabkan mereka menginternalisasi nilai-nilai dan norma yang tidak realistis, yang pada akhirnya berpotensi merusak hubungan mereka di masa depan. Dengan edukasi seks yang tepat, remaja seharusnya mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang hubungan dan seksualitas tanpa terpengaruh oleh gambaran yang keliru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun