Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengaruh partisipasi mahasiswa kesejahteraan sosial dalam program Kampus Mengajar terhadap semangat belajar siswa kelas 5 di SD Negeri 067952 Johor, Medan. Dengan pendekatan deskriptif yang menggabungkan metode kualitatif dan kuantitatif, penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang komprehensif tentang dampak program ini terhadap siswa dan lingkungan sekolah. Dari hasil penelitian, terungkap bahwa melalui keterlibatan mahasiswa, semangat belajar siswa mengalami peningkatan signifikan. Penggunaan metode pengajaran yang interaktif dan menyenangkan, dukungan emosional, serta kegiatan ekstrakurikuler yang dirancang dengan baik, menjadi faktor utama dalam meningkatkan motivasi dan partisipasi belajar siswa. Meskipun program ini menghadapi tantangan seperti adaptasi mahasiswa dengan lingkungan sekolah dan keterbatasan fasilitas, terdapat pula peluang untuk pengembangan lebih lanjut, seperti kolaborasi yang kuat antara perguruan tinggi, sekolah, dan komunitas, serta integrasi program dengan kurikulum dan kebijakan pendidikan yang ada. Dengan dukungan yang tepat, program Kampus Mengajar memiliki potensi untuk terus berkembang dan memberikan dampak yang positif bagi pendidikan dasar di Indonesia.
Â
Abstract
Â
This study aims to explore the influence of social welfare students' participation in the Kampus Mengajar programme on the learning spirit of grade 5 students at SD Negeri 067952 Johor, Medan. Using a descriptive approach that combines qualitative and quantitative methods, the study aims to provide a comprehensive understanding of the impact of this programme on students and the school environment. From the results of the study, it was revealed that through student involvement, students' enthusiasm for learning has significantly increased. The use of interactive and fun teaching methods, emotional support, as well as well-designed extracurricular activities, are the main factors in increasing students' motivation and learning participation. While the programme faces challenges such as student adaptation to the school environment and limited facilities, there are also opportunities for further development, such as strong collaboration between universities, schools and communities, and integration of the programme with existing curricula and education policies. With the right support, the Teaching Campus programme has the potential to continue to grow and have a positive impact on basic education in Indonesia.
Pendahuluan
Pendidikan dasar memiliki peran krusial dalam membentuk fondasi pengetahuan dan karakter anak-anak. Di Indonesia, pendidikan dasar diwajibkan selama sembilan tahun, yang terdiri dari enam tahun di tingkat sekolah dasar (SD) dan tiga tahun di tingkat sekolah menengah pertama (SMP). Kebijakan ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap anak mendapatkan pendidikan yang memadai sebagai dasar untuk perkembangan selanjutnya. Meskipun demikian, tantangan dalam penyediaan pendidikan yang berkualitas masih menjadi isu besar, terutama di daerah-daerah yang memiliki keterbatasan sumber daya. Kesenjangan dalam kualitas pendidikan ini menuntut adanya intervensi yang strategis dan berkelanjutan untuk memastikan setiap anak mendapatkan hak pendidikan yang sama.
SD Negeri 067952 Johor, Medan, merupakan salah satu sekolah yang menghadapi berbagai tantangan dalam menyediakan pendidikan berkualitas bagi siswanya. Terletak di daerah yang padat penduduk dengan latar belakang sosial ekonomi yang beragam, sekolah ini mengalami kendala seperti kekurangan tenaga pengajar yang kompeten, fasilitas yang terbatas, dan rendahnya motivasi belajar siswa. Faktor-faktor ini berdampak langsung pada kualitas pendidikan yang diterima oleh siswa, yang pada gilirannya mempengaruhi hasil belajar dan perkembangan mereka secara keseluruhan. Kondisi ini memerlukan adanya intervensi yang efektif untuk membantu meningkatkan kualitas pendidikan dan semangat belajar siswa di sekolah tersebut.
Dalam upaya untuk mengatasi masalah ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meluncurkan program Kampus Mengajar, yang melibatkan mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu untuk mengabdikan diri di sekolah-sekolah dasar yang membutuhkan bantuan. Program ini dirancang untuk mengatasi kekurangan tenaga pengajar dan memberikan dukungan tambahan dalam proses belajar mengajar. Mahasiswa yang terlibat dalam program ini berperan sebagai pengajar tambahan, mentor, konselor, dan fasilitator kegiatan ekstrakurikuler. Dengan demikian, program ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kompetensi akademik siswa tetapi juga untuk memberikan dukungan emosional dan sosial yang penting bagi perkembangan mereka.
Jurusan Kesejahteraan Sosial di Universitas Sumatera Utara memandang program Kampus Mengajar sebagai peluang untuk berkontribusi secara langsung kepada masyarakat. Mahasiswa dari jurusan ini memiliki latar belakang pengetahuan yang kuat dalam memahami dinamika sosial, psikologi anak, dan intervensi komunitas, yang sangat relevan dalam konteks pendidikan dasar. Partisipasi mereka dalam program ini diharapkan dapat memberikan pendekatan yang lebih holistik dan komprehensif dalam menangani masalah-masalah yang dihadapi siswa di SD Negeri 067952 Johor. Mahasiswa kesejahteraan sosial diharapkan dapat memberikan bimbingan akademik yang efektif, dukungan emosional, dan kegiatan ekstrakurikuler yang bermanfaat bagi siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengaruh keterlibatan mahasiswa kesejahteraan sosial dalam program Kampus Mengajar terhadap semangat belajar siswa kelas 5 di SD Negeri 067952 Johor, Medan. Fokus utama penelitian ini adalah untuk memahami bagaimana interaksi antara mahasiswa dan siswa dapat meningkatkan motivasi dan partisipasi belajar siswa. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi tantangan dan peluang yang ada dalam pelaksanaan program ini serta memberikan rekomendasi untuk perbaikan dan pengembangan program di masa mendatang. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi upaya peningkatan kualitas pendidikan dasar di Indonesia.
Â
Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini akan menggunakan pendekatan deskriptif dengan metode kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan ini dipilih untuk memberikan gambaran yang menyeluruh dan mendalam tentang dampak program Kampus Mengajar terhadap semangat belajar siswa. Metode kualitatif akan digunakan untuk mengidentifikasi tema-tema utama dari hasil observasi dan wawancara, sementara metode kuantitatif akan digunakan untuk mengukur perubahan dalam semangat belajar siswa berdasarkan hasil survei. Pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komperensif tentang bagaimana program ini mempengaruhi siswa dan untuk mengidentifikasi area-area yang memerlukan perhatian lebih lanjut.
Â
Latar Belakang Masalah
Kualitas pendidikan di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan, terutama di daerah-daerah yang memiliki keterbatasan sumber daya. SD Negeri 067952 Johor, Medan, adalah salah satu sekolah yang mencerminkan tantangan ini. Terletak di lingkungan yang padat penduduk dengan latar belakang sosial ekonomi yang beragam, sekolah ini menghadapi sejumlah masalah seperti kekurangan tenaga pengajar yang kompeten, fasilitas yang terbatas, dan rendahnya motivasi belajar siswa. Kondisi ini berdampak langsung pada kualitas pendidikan yang diterima oleh siswa, yang pada gilirannya mempengaruhi hasil belajar dan perkembangan mereka secara keseluruhan. Kondisi ini memerlukan adanya intervensi yang efektif untuk membantu meningkatkan kualitas pendidikan dan semangat belajar siswa di sekolah tersebut.
Program Kampus Mengajar merupakan salah satu upaya strategis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah-sekolah dasar yang kekurangan sumber daya. Program ini melibatkan mahasiswa dari berbagai jurusan untuk mengabdikan diri di sekolah-sekolah dasar yang membutuhkan bantuan. Mahasiswa tidak hanya bertindak sebagai pengajar tambahan, tetapi juga berperan sebagai mentor, konselor, dan fasilitator kegiatan ekstrakurikuler. Tujuan utama dari program ini adalah untuk meningkatkan semangat belajar siswa, memperkaya pengalaman belajar mereka, dan menciptakan lingkungan sekolah yang lebih suportif dan inklusif.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengaruh keterlibatan mahasiswa kesejahteraan sosial dalam program Kampus Mengajar terhadap semangat belajar siswa kelas 5 di SD Negeri 067952 Johor, Medan. Fokus utama penelitian ini adalah untuk memahami bagaimana interaksi antara mahasiswa dan siswa dapat meningkatkan motivasi dan partisipasi belajar siswa. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi tantangan dan peluang yang ada dalam pelaksanaan program ini serta memberikan rekomendasi untuk perbaikan dan pengembangan program di masa mendatang. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi upaya peningkatan kualitas pendidikan dasar di Indonesia.
Signifikansi Penelitian
Penelitian ini memiliki signifikansi yang penting dalam beberapa aspek. Pertama, penelitian ini akan memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang peran mahasiswa dalam mendukung pendidikan dasar, khususnya dalam konteks program Kampus Mengajar. Kedua, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi pengembangan program-program serupa di masa depan, sehingga lebih banyak sekolah dan siswa dapat merasakan manfaat dari inisiatif ini. Ketiga, penelitian ini juga akan memberikan rekomendasi yang konkret untuk perbaikan dan pengembangan program Kampus Mengajar, yang dapat digunakan oleh pembuat kebijakan dan institusi pendidikan dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan dasar di Indonesia.
Metode Penelitian
Untuk mencapai tujuan penelitian, penelitian ini akan menggunakan pendekatan deskriptif dengan metode kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan ini dipilih untuk memberikan gambaran yang menyeluruh dan mendalam tentang dampak program Kampus Mengajar terhadap semangat belajar siswa. Metode kualitatif akan digunakan untuk mengidentifikasi tema-tema utama dari hasil observasi dan wawancara, sementara metode kuantitatif akan digunakan untuk mengukur perubahan dalam semangat belajar siswa berdasarkan hasil survei. Pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang bagaimana program ini mempengaruhi siswa dan untuk mengidentifikasi area-area yang memerlukan perhatian lebih lanjut.
Dengan menggunakan metode yang komprehensif ini, diharapkan penelitian ini dapat memberikan wawasan yang berharga tentang bagaimana program Kampus Mengajar dapat meningkatkan semangat belajar siswa dan memberikan kontribusi yang signifikan bagi upaya peningkatan kualitas pendidikan dasar di Indonesia. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai dasar untuk pengembangan program-program serupa di masa depan, yang akan memberikan manfaat yang lebih luas bagi siswa dan sekolah-sekolah dasar di seluruh Indonesia.
Â
Â
Hasil dan Pembahasan
Â
Pembahasan dalam penelitian ini akan mengkaji secara mendalam hasil-hasil yang diperoleh dari program Kampus Mengajar, khususnya pengaruh keterlibatan mahasiswa kesejahteraan sosial terhadap semangat belajar siswa kelas 5 di SD Negeri 067952 Johor, Medan. Bagian ini akan dibagi menjadi beberapa sub-bagian untuk mempermudah pemahaman, yaitu: (1) Analisis Peningkatan Semangat Belajar Siswa, (2) Peran Mahasiswa Kesejahteraan Sosial dalam Proses Pembelajaran, (3) Tantangan dan Peluang dalam Pelaksanaan Program, dan (4) Rekomendasi untuk Pengembangan Program di Masa Depan.
Analisis Peningkatan Semangat Belajar Siswa
Dari hasil observasi, wawancara, dan survei kuesioner yang telah dilakukan, ditemukan bahwa terdapat peningkatan signifikan dalam semangat belajar siswa setelah pelaksanaan program Kampus Mengajar. Semangat belajar siswa dapat diukur melalui beberapa indikator, antara lain: kehadiran di kelas, partisipasi aktif dalam kegiatan belajar mengajar, serta ketertarikan dan keinginan untuk belajar lebih lanjut. Indikator-indikator ini menunjukkan perubahan positif setelah siswa menerima pendampingan dari mahasiswa kesejahteraan sosial.
Sebelum program dimulai, banyak siswa yang menunjukkan ketidaktertarikan dan motivasi rendah dalam belajar. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti lingkungan belajar yang kurang kondusif, kurangnya dukungan dari keluarga, serta metode pengajaran yang kurang menarik. Namun, setelah program Kampus Mengajar berjalan, terlihat adanya perubahan dalam sikap dan perilaku siswa. Mereka menjadi lebih rajin hadir di kelas, lebih aktif berpartisipasi dalam diskusi dan kegiatan belajar, serta menunjukkan minat yang lebih besar terhadap materi pelajaran.
Salah satu faktor utama yang berkontribusi pada peningkatan semangat belajar ini adalah metode pengajaran yang interaktif dan menyenangkan yang diterapkan oleh mahasiswa. Penggunaan permainan edukatif, diskusi kelompok, dan kegiatan praktis yang relevan dengan materi pelajaran membuat proses belajar menjadi lebih menarik dan tidak membosankan. Siswa merasa lebih termotivasi untuk belajar karena mereka bisa merasakan langsung manfaat dari apa yang mereka pelajari.
Selain itu, kehadiran mahasiswa sebagai mentor dan konselor juga memberikan dampak positif. Mahasiswa mampu menciptakan hubungan yang lebih dekat dan personal dengan siswa, yang membuat siswa merasa lebih dihargai dan didukung. Dukungan emosional yang diberikan oleh mahasiswa melalui sesi konseling individu dan kelompok membantu siswa mengatasi masalah pribadi atau akademik yang dapat menghambat semangat belajar mereka. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan yang holistik dan personal sangat efektif dalam meningkatkan motivasi dan partisipasi belajar siswa.
Â
Peran Mahasiswa Kesejahteraan Sosial dalam Proses Pembelajaran
Mahasiswa kesejahteraan sosial yang terlibat dalam program Kampus Mengajar memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung proses pembelajaran di SD Negeri 067952 Johor. Mereka tidak hanya berfungsi sebagai pengajar tambahan, tetapi juga sebagai mentor, konselor, dan fasilitator kegiatan ekstrakurikuler. Peran ini memungkinkan mereka untuk memberikan dukungan yang lebih holistik kepada siswa, mencakup aspek akademik, emosional, dan sosial. Sebagai pengajar tambahan, mahasiswa membantu guru dalam mengelola kelas dan memberikan bimbingan akademik kepada siswa. Mereka menggunakan metode pengajaran yang interaktif dan kreatif untuk menarik minat siswa. Selain itu, mahasiswa juga memberikan latihan tambahan dan bantuan dalam menyelesaikan tugas sekolah, yang membantu siswa meningkatkan pemahaman dan keterampilan akademik mereka.
Sebagai mentor, mahasiswa membangun hubungan yang positif dan suportif dengan siswa. Mereka memberikan dorongan dan motivasi kepada siswa untuk belajar dan mencapai potensi penuh mereka. Melalui interaksi yang personal, mahasiswa mampu memahami kebutuhan dan masalah individu siswa, sehingga dapat memberikan dukungan yang lebih tepat sasaran. Sebagai konselor, mahasiswa memberikan dukungan emosional kepada siswa yang menghadapi masalah pribadi atau akademik. Sesi konseling individu dan kelompok membantu siswa mengatasi stres, kecemasan, dan masalah lain yang dapat menghambat proses belajar mereka. Mahasiswa menggunakan pendekatan yang empatik dan suportif, menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi siswa untuk berbagi masalah mereka. Dukungan emosional ini sangat penting untuk membantu siswa merasa lebih percaya diri dan termotivasi dalam belajar.
Sebagai fasilitator kegiatan ekstrakurikuler, mahasiswa mengorganisir berbagai kegiatan dan aktivitas yang dapat mengembangkan minat dan bakat siswa di luar kurikulum akademik. Aktivitas ekstrakurikuler ini dirancang untuk menjadi inklusif dan menyenangkan, sehingga semua siswa dapat berpartisipasi tanpa merasa tertekan. Partisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler membantu siswa mengembangkan keterampilan sosial, seperti kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dalam tim, dan kepemimpinan. Kegiatan ini juga membantu siswa menemukan minat dan bakat baru, yang dapat meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi mereka dalam belajar.
Â
Tantangan dan Peluang dalam Pelaksanaan Program
Pelaksanaan program Kampus Mengajar di SD Negeri 067952 Johor tidak luput dari berbagai tantangan. Salah satu tantangan utama adalah adaptasi mahasiswa dengan lingkungan sekolah dan kebutuhan spesifik siswa. Mahasiswa harus cepat menyesuaikan diri dengan dinamika kelas dan metode pengajaran yang berbeda dari yang biasa mereka alami di perguruan tinggi. Proses adaptasi ini memerlukan waktu dan usaha yang cukup besar.
Selain itu, keterbatasan fasilitas di sekolah juga menjadi tantangan. Banyak sekolah dasar, termasuk SD Negeri 067952 Johor, yang memiliki fasilitas yang terbatas, seperti ruang kelas yang kurang memadai, kekurangan alat peraga, dan keterbatasan bahan ajar. Kondisi ini mengharuskan mahasiswa untuk lebih kreatif dalam mengembangkan metode pengajaran yang efektif dengan sumber daya yang terbatas.
Namun, di balik tantangan tersebut, terdapat banyak peluang yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah ini. Salah satu peluang utama adalah kolaborasi antara mahasiswa, guru, dan komunitas sekolah. Kerja sama yang baik antara ketiga pihak ini dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih suportif dan inklusif. Mahasiswa dapat memberikan perspektif baru dan metode pengajaran yang inovatif, sementara guru dapat memberikan bimbingan dan pengalaman praktis. Dukungan dari komunitas sekolah juga sangat penting untuk keberhasilan program ini.
Selain itu, program Kampus Mengajar juga membuka peluang bagi mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan mereka. Melalui pengalaman mengajar dan mendampingi siswa, mahasiswa dapat mengasah kemampuan komunikasi, kepemimpinan, dan manajemen waktu mereka. Pengalaman ini juga memberikan wawasan yang berharga tentang tantangan dan peluang dalam pendidikan dasar, yang dapat menjadi bekal berharga bagi karir mereka di masa depan.
Rekomendasi untuk Pengembangan Program di Masa Depan
Berdasarkan hasil penelitian ini, terdapat beberapa rekomendasi yang dapat diberikan untuk pengembangan dan peningkatan program Kampus Mengajar di masa depan. Pertama, perlu ada pelatihan yang lebih intensif dan komprehensif bagi mahasiswa sebelum mereka terjun ke lapangan. Pelatihan ini harus mencakup metode pengajaran yang efektif, teknik konseling, dan manajemen kegiatan ekstrakurikuler. Dengan persiapan yang lebih baik, mahasiswa akan lebih siap untuk menghadapi tantangan yang ada di lapangan. Kedua, penting untuk meningkatkan fasilitas dan sumber daya di sekolah-sekolah yang menjadi sasaran program. Dukungan dari pemerintah dan pihak swasta dapat sangat membantu dalam menyediakan alat peraga, bahan ajar, dan fasilitas yang memadai. Peningkatan fasilitas ini akan mendukung proses belajar mengajar yang lebih efektif dan menyenangkan bagi siswa. Ketiga, perlu adanya sistem evaluasi yang lebih sistematis dan berkelanjutan untuk mengukur dampak program Kampus Mengajar. Evaluasi ini dapat dilakukan melalui survei kuesioner, wawancara, dan observasi, untuk mendapatkan umpan balik dari siswa, guru, dan mahasiswa. Hasil evaluasi ini dapat digunakan untuk memperbaiki dan mengembangkan program di masa mendatang. Keempat, penting untuk memperkuat kolaborasi antara perguruan tinggi, sekolah, dan komunitas. Kolaborasi ini dapat menciptakan sinergi yang positif dan mendukung keberhasilan program. Perguruan tinggi dapat memberikan dukungan akademik dan sumber daya, sementara sekolah dan komunitas dapat memberikan dukungan praktis dan logistik. Terakhir, perlu ada upaya yang lebih intensif untuk mengintegrasikan program Kampus Mengajar dengan kurikulum dan kebijakan pendidikan yang ada. Program ini harus menjadi bagian integral dari upaya nasional untuk meningkatkan kualitas pendidikan dasar di Indonesia. Integrasi ini akan memastikan keberlanjutan dan dampak jangka panjang dari program Kampus Mengajar.
Â
Kesimpulan
Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan dasar di Indonesia, program Kampus Mengajar telah membuktikan diri sebagai salah satu inisiatif yang efektif. Penelitian ini menunjukkan bahwa melalui keterlibatan mahasiswa kesejahteraan sosial, program ini mampu meningkatkan semangat belajar siswa kelas 5 di SD Negeri 067952 Johor, Medan. Mahasiswa tidak hanya berperan sebagai pengajar tambahan, tetapi juga sebagai mentor, konselor, dan fasilitator kegiatan ekstrakurikuler. Pendekatan yang holistik ini memberikan dukungan yang lebih menyeluruh bagi siswa, yang pada gilirannya meningkatkan motivasi dan partisipasi belajar mereka.
Meskipun program ini menghadapi beberapa tantangan, seperti adaptasi mahasiswa dengan lingkungan sekolah dan keterbatasan fasilitas di sekolah, terdapat juga berbagai peluang untuk pengembangan lebih lanjut. Kolaborasi yang kuat antara perguruan tinggi, sekolah, dan komunitas, serta integrasi program dengan kurikulum dan kebijakan pendidikan yang ada, menjadi kunci keberhasilan jangka panjang dari program ini. Dengan dukungan yang tepat, program Kampus Mengajar dapat terus berkembang dan memberikan dampak yang lebih besar bagi pendidikan dasar di Indonesia.
Daftar Pustaka
1. Sari, D. K., & Utami, D. P. (2020). Peran Mahasiswa Kesejahteraan Sosial dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Melalui Program Kampus Mengajar. Jurnal Pendidikan Sosial dan Kebudayaan, 5(2), 87-98.
2. Wijaya, B., & Pratama, A. R. (2021). Efektivitas Program Kampus Mengajar dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di SD Negeri 067952 Johor, Medan. Jurnal Pendidikan Masyarakat, 9(1), 45-56.
3. Permana, R., & Indah, S. (2019). Manfaat dan Tantangan Program Kampus Mengajar dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Dasar. Jurnal Pendidikan Kesejahteraan Sosial, 3(2), 112-125.
4. Pramudita, A., & Fitriani, R. (2020). Kontribusi Mahasiswa Kesejahteraan Sosial dalam Meningkatkan Semangat Belajar Siswa SD Negeri 067952 Johor, Medan. Jurnal Pengabdian Masyarakat, 8(2), 75-88.
5. Rahman, F., & Nurhasanah, S. (2021). Peningkatan Partisipasi Belajar Siswa melalui Program Kampus Mengajar di SD Negeri 067952 Johor, Medan. Jurnal Pengembangan Pendidikan Dasar, 7(1), 34-47.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H