Bahasa merupakan sebuah alat untuk berkomunikasi yang digunakan di dalam masyarakat. Dalam hal ini, bahasa merupakan salah satu aspek yang sangat dipengaruhi oleh budaya, maupun dengan sebaliknya. Seperti contohnya dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, bahasa ‘anak Jaksel’ atau anak Jakarta Selatan sedang ramai di perbincangkan di sosial media. Lalu apa sih arti sebenarnya dari bahasa ‘anak Jaksel’ itu sendiri?
Sebenarnya bahasa yang digunakan oleh anak Jaksel pada kenyataannya adalah sama seperti daerah lainnya, yaitu bahasa Indonesia atau bahasa daerah. Namun, kebanyakan anak 'tongkrongan' di Jaksel menggunakan bahasa campuran Indonesia dan Inggris dalam bercakap. Seperti menyelipkan kata literally, which is, jujurly, exactly, seriously, dan lain lain dalam penggunaan kalimat.Â
Bahasa anak jaksel ini sebenarnya serupa dengan 'Singlish' yang ada di negara dengan multi-budaya, dimana mencampurkan bahasa Inggris dengan Melayu atau Mandarin. Dan juga serupa dengan 'Japanglish', dimana masyarakat Jepang mencampurkan bahasa Jepang dan Inggris. Penggunaan bahasa anak jaksel ini ternyata baik untuk meningkatkan kemampuan kita dalam pemahaman dan kemampuan berbicara dalam dua bahasa, atau bisa juga disebut dengan bilingualism.Â
Ternyata penggunaan bahasa anak Jaksel ini termasuk dalam salah satu cabang ilmu linguistik yaitu sosiolinguistik. Menurut I Dewa Putu Wijana dalam bukunya yang berjudul 'Pengantar Sosiolinguistik' (2021). Sosiolinguistik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari bagaimana terbentuknya hubungan antara bahasa dan faktor-faktor kemasyarakatan. Bagi ahli-ahli sosiolinguistik (sosiolinguis), bahasa adalah hal yang sangat bervariasi, dan variasi bahasa ini disebabkan oleh faktor-faktor kemasyarakatan, seperti siapa penuturnya, orang-orang yang terlibat dalam pertuturan, di mana pertuturan berlangsung, untuk apa pertuturan itu diutarakan. Dimana hal ini selaras dengan penggunaan Bahasa Jaksel yaitu bagaimana variasi bahasa terbentuk karena kebiasaan masyarakat.
Fenomena tren bahasa anak Jaksel ini terjadi karena terdapat beberapa alasan. Alasan yang pertama adalah karena Bahasa Inggris adalah salah satu bahasa internasional, dimana dengan menggunakan bahasa inggris dalam kehidupan sehari-hari dianggap keren dan menjadi sebuah kebanggaan. Karena penggunaan bahasa asing di Indonesia khususnya bahasa Inggris dapat dikatakan masih terbatas dimana tidak semua dapat menguasainya. Lalu alasan kedua adalah karena terkadang sejumlah kata dalam bahasa Inggris tidak bisa dijelaskan atau tidak ada kata yang sepadan dalam penerjemahan ke bahasa Indonesia. Lalu alasan terakhir adalah karena para penutur bahasa anak Jaksel ini memang sedang berlatih agar dapat berbicara dalam bahasa Inggris secara fasih dan ingin memperkaya kosa kata dengan berbicara dengan gaya bahasa anak Jaksel.Â
Meskipun penggunaan Bahasa anak Jaksel ini  baik untuk melatih pembelajaran dalam berbahasa inggris, namun agar tidak terjadi krisis penggunaan bahasa Indonesia sebagai bagian dari jati diri bangsa, kita harus tetap melestarikannya dengan menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari. Hal itu juga bagian dari rasa nasionalisme atau mencintai bangsa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Wiratno, T., & Santosa, R. (2014). Bahasa, fungsi bahasa, dan konteks sosial. Modul Pengantar Linguistik Umum, 1-19.
Wijana, I. D. P. (2021). Pengantar Sosiolinguistik. UGM PRESS.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H