Orang besar maksudnyabukan orang yang tinggi, gemuk. Tetapi orang yang biasa diteladani ( dicontoh )dan ia berpengaruh besar pada tindakan dan perkataannya di masyarakat. Orang besar tentu memiliki ciri khas sebagai berikut :
- Berbudaya tinggi
- Memiliki etos kerja yang tinggi
- Memiliki wawasan pikiran yang luas.
Kita ambil contoh orang-orang besar Indonesia : B.J.Habibie ( Teknokrat,Mantan Menristek), Sumitro Jojohadikusumo ( Ekonom ), H.B.Jasin ( Sastrawan ).
Pertanyaan mengapa mereka tergolong orang besar ? Jawabannya karena mereka sudah membuktikandengan hasil karya di bidangnya dan dapat diwariskan ke generasi berikutnya.
Kalau kita membaca riwayat dari tiga Tokoh tersebut tentu tidak luput dari tiga ciri khas diatas. B.J.Habibie dan Sumitro.J mereka produk pendidikan barat, sedangkan H.B Jasin banyak belajar dari cendekiawan Barat pada masa penjajahan Belanda danmasakemerdekaan Indonesia. Pertanyaan berikutnya mampukah sistemdan iklim pendidikan di Indonesia menciptakan manusia-manusia besar ? Pertanyaan ini sebuah repleksi buat kita yang peduli dengan pendidikan. Orang-orang besar diatas yang telah mengecap pendidikan sekian tahun di Eropa misalnya : di Belanda, Inggris, Jermandan seterusnya yang system pendidikannya sudah tertatadengan baik. Fasilitas lengkap, konsisten, disiplin dan iklim demokrasinya bagus tentumenghasilkan generasi yang bermutu. Ibarat kita menanam sebuah pohon jagung, perlu curah hujan /pengairan yang cukup, iklim yang baik, pupuk yang tepat supaya tanaman jagungnya subur.
Biasanya mereka yang sudah selesai belajar di Eropa atau di Amerika dalam beberapa tahun, tentu mereka bisa membawa ide-ide yang cemerlang untuk dikembangkan di Indonesia dan dapat membawa perubahan dinegeri ini sesuai bidang yang digelutinya. Pada umumnya kita orang Indonesia kalau tidak belajar di luar negeri, Eropa atau ke Amerika tidak begitu bermutu dan tenar di masyarakat. Apa salahnya pendidikan di tanah air kita ini ?. Contohsederhana : Hasil penelitian orang Indonesia di LIPI belum dihargaidi Indonesia maupun diluar negeri.
Pernah beberapa tahun lalu kami (tiga orang) berdiskusi tentang pendidikan ditanah air yang tercinta ini, hasilnya dapat disimpulkan antara lain :
- Sebuah contoh kurikulum tahun 1994; Pendidikan di negeri ini secara umumsarat dengan nuansa politik pemerataan, tidak menghargai kemampuan individu. ( red semua produk pendidikan dibuat sama). Bisa dikatakan kurikulum 1994 kurikulum politik.
- Metode mengajar didepan kelas oleh guru pada zaman sekarang kebanyakan sarat dengan ceramah (teori) tanpa membangun lebih dulu suasana kelas yang kondusif ( Sikap kesetaraan )dan pendidikan disekolah umumnya belum menyeimbangkan antara teori dengan kegiatan praktek. Dan birokrasi pendidikan secara umum masih menggunakan birokrasi pemerintahan misalnya pengangkatan untuk jenjang karir dan penggajian seseorang dengan sistem golongan. Perlu digagasi supaya memakai sistem dedikasi dan prestasi tanpa memandang senior-junior. Sebab sistem golongan dapat memandulkan karier dan prestasi seseorang.
Sekarang kita sudahmemasuki zaman revolusi mental,berpikir,kerja,kerja,kerja, perubahan mindset ala Jokowi-Jk sudah mulai tampak diberbagai bidang, contohnya anggaran 100 miliar untuk membeli mobil dinas menteri dihapus, anggaran rapat dinas dihotel berbiaya miliaran juga dihapus dan berita terbaru mulai 1 Desember 2014 singkong rebus wajib disajikan di intansi pemerintah. Ini adalah untuk menyemangati petani singkong dan singkong jenis makanan yang sehat dan sederhana. Kemudian mata pelajaran disekolah sudah banyak direvisi, dan yang terpenting adalah kemerdekaan berpikir dan berpendapat yang positif dihargai. Diakhir tulisan inimarilah kita menata kekurangan di semua lini untuk lebih baik. Semoga proses penataan pendidikan kunci sukses bangsa ini terus berjalan dengan baikuntuk menumbuhkan generasi yang tidak labil, tetapi generasi berselera tinggi, bermental baja sehingga menjadi orang besar dibidangnya. Harapan kita !
Catatan Pinggir tentang orang besar :
- Orang besar mempunyai moralitas yang tinggi, keahlian,rasa keadilan,cinta kasih dan tujuan yang mulia.
- Orang besar bahkan tak pernah selesai dibicarakan kebesarannya sepanjang zaman.
- Orang besar selalu membutuhkan penjelasan disetiap zaman untuk dimanfaatkan kebesarannya.
- Orang besar mempunyai perpektif keputusan. Apa yang dia kerjakan bukan hanya untuk zamanya, tetapi juga untuk anak cucunya, pada generasi yang tak pernah ia kenal , namun mereka pasti akan mengenal dia.
- Orang besar akan hidup terus dengan wibawa,karakter dan gagasannyasetelah selesai tugasnya di dunia ini.
Penulis : Jonson Sipayung (Mahasiswa UT-Pustakawan SMP Katolik)
Berdomisili di Tanjungpinang-Kepulauan Riau.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H