Dalam kehidupan sehari-hari kita pasti sudah tidak asing dengan api. Diantara manfaat api adalah sebagai penerangan, untuk memasak makanan, dan menjaga diri agar tetap hangat. Api merupakan reaksi kimia eksotermik yang disertai timbulnya panas atau kalor, cahaya (nyala), asap, gas, dan bahan yang terbakar. Namun, tahukah kalian kalau api memiliki unsur pendukung sehingga api dapat menyala?
Terbentuknya api adalah suatu proses reaksi kimiawi yang menghasilkan panas, cahaya, dan berbagai hasil reaksi kimia lainnya. Reaksi kimiawi ini disebut dengan oksidasi. Ini merupakan proses dimana molekul oksigen bereaksi dengan unsur lain dan saling melepaskan elektron hingga terjadinya api.
Terbentuknya api tidak bisa sembarangan. Api hanya bisa muncul juga elemen-elemennya terpenuhi. Elemen pembentuk api disebut dengan teori segitiga api. Segitiga api digambarkan dengan segitiga sama sisi yang menunjukkan bahwa ada tiga unsur yang harus ada untuk terbentuknya api. Api merupakan energi yang memiliki intensitas bervariasi, memiliki cahaya, serta panas yang bisa menimbulkan asap. Intensitas ini akan menunjukkan penyebab terbentuknya api.
Proses rantai reaksi ini akan terus berlangsung selama bahan bakar dan oksigen dalam jumlah yang cukup, serta temperatur yang mendukung. Sumber oksigen berasal dari udara. Untuk terjadi proses pembakaran, setidaknya dibutuhkan 15 persen volume oksigen di udara. Udara normal di atmosfer kita mengandung sekitar 21 persen oksigen. Selain berasal dari udara, ada beberapa bahan bakar yang juga mengandung oksigen yang menjadi pendukung terjadinya kebakaran.
Sumber panas yang dibutuhkan di dalam pembakaran bisa didapatkan dari manapun. Beberapa sumber panas pemicu kebakaran adalah panas matahari, permukaan yang panas, gesekan, reaksi kimia eksotermis, listrik, percikan api, api las, dan gas. Reaksi pembakaran memerlukan tiga unsur yaitu bahan bakar sebagai material atau zat yang seluruhnya atau sebagian mengalami perubahan kimia dan fisika bila terbakar, panas mula sebagai tingkatan energi bahan untuk terbakar pada suhu bakarnya (suhu terendah saat bahan mulai terbakar), dan oksigen sebagai unsur kimia pembakar.
Kebakaran dapat terjadi karena tiga faktor yang merupakan unsur pembentuk api yaitu bahan bakar (fuel), sumber panas (heat), dan oksigen. Ketiga unsur ini dikenal sebagai teori Segitiga Api. Tanpa adanya salah satu unsur tersebut, api tidak dapat terjadi. Hal ini yang menyebabkan api tidak dapat menyala saat diruang tertutup yang hampa udara.
Teori segitiga api ini juga menjadi acuan adanya metode pemadaman api sederhana dengan menggunakan selimut api yaitu dengan menutup sumber api dengan kain basah agar oksigen tidak dapat berinteraksi dengan api.
Untuk informasi lainnya, follow akun Ajeng Afriza dan kunjungi laman website https://www.upnjatim.ac.id/ untuk mendapatkan informasi seputar UPN "Veteran" Jawa Timur
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI