Hama tikus merupakan keluhan yang diutarakan oleh kelompok tani diKelurahan Kelun Kota Madiun. Mereka mengupayakan bagaimana hama tikus tidak mengganggu produktivitas padi mereka. Dinas Ketahanan pangan dan Pertanian menggelar sosialisasi pembuatan cairan berbahan dasar air seni kelinci sebagai pengendalian hama tikus.
Menurut Pak Karto, pembicara dari UPT Daerah Mojokerto sebenarnya pembuatan karya inovatif tersebut sangat sederhana. Air kencing Kelinci dicampur dengan kalsium Karbida , probiotik dan air kelapa. Kemudian campuran bahan-bahan itu dilakukan fermentasi selama tiga hari. Tapi sebelumnya harus diaduk hingga merata campuranya. Dan setelah difermentasi, langsung bisa digunakan" ungkap Husni yang juga menyebutkan harus disediakan kandang kelinci yang sudah dimodifikasi agar bisa memisahkan air kelinci dengan kotoran kelinci.
Sedangkan penggunaannya, cukup praktis, yaitu hasil fermentasi tersebut langsung disemprotkan ke tanaman padi. "Disemportkan dengan alat penyemprot, tentunyanya harus dicampur terlebih dahulu dengan air dengan perbandingan satu sendok plastik hasil fermentasi dengan 5 liter air" kata petani muda tersebut yang menjelaskan karya inovatifnya tersebut juga mendapat dukungan dari Kemenpora RI. Pengusir hama Tikus tersebut, sebelumnya juga akhirnya dilakukan oleh kelompok tani di Kelurahan Kelun Tersebut.
"Bahkan hasil fermentasi dari air kencing Kelinci juga dapat mencegah hama lain yang menyerang tanaman padi. Misalnya hama Sundep" tegas Pak Karto.
Dan untuk itu, tambahan dari Pak Karto, sebaiknya petani, terutama petani muda harus memulai untuk memilihara Kelinci mengingat selama ini kesulitannya adalah pada pengadaan air kencing Kelinci. Ataupun bisa diganti dengan air seni Sapi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H