Mohon tunggu...
M SAFIQULLATIF
M SAFIQULLATIF Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aktif

sebaik baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesama

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kebudayaan Jawa Tengah Jantungnya Budaya Jawa

4 Juli 2021   10:15 Diperbarui: 4 Juli 2021   10:19 3467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di luar negri kebudayaan Jawa termasuk salah satu budaya dari Indonesia yang paling banyak digemari. Budaya Jawa yang diminati di luar negeri seperti Wayang kulit, Keris, Batik, Kebaya, dan Gamelan. Akan tetapi kali ini saya akan membahas atau membicarakan Provinsi Jawa Tengah yang merupakan jantungnya budaya jawa,Provinsi ini merupakan gudangnya kebudayaan.

Beribu-ribu macam jenis budaya ada di Provinsi ini. Karena pada zaman dahulu wilayah ini berdiri banyak kerajaan, baik kerajaan besar maupun kecil. Kerajaan yang  termasuk antara lain Kerajaan Mataram Hindu, Kerajaan Mataram Buddha (Syailendra), Kerajaan Demak, Kerajaan Pajang, Keraton Surakarta, dan Pura Mangkunegaran.Dan tiap-tiap kerajaan memiliki kebudayaan yang berbeda. Bahkan sebagian besar kebudayaan tersebut masih lestari hingga kini.

Dalam hal kebudayaan Provinsi Jawa Tengah banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Jawa (Kejawen). Budaya ini berasal dari suku bangsa Jawa yang mayoritas mendiami wilayah ini. Sebagai pusatnya adalah Keraton Surakarta. Pada kala itu di bagian dalam keraton bertumbuh berbagai cabang seni budaya. Oleh dasar itu, kebudayaan Keraton Surakarta dijadikan perkiraan bagi masyarakat Provinsi Jawa Tengah.Selain itu, di kawasan Provinsi Jawa Tengah terdapat kebudayaan Jawa Pesisir dan Banyumasan. 

Di utara pantai Jawa Kebudayaan ini mendapat banyak pengaruh dari kebudayaan Islam. Sementara di bagian Banyumasan merupakan perpaduan antara kebudayaan Jawa, Sunda dan Cirebon. Bukti lain bahwa Jawa Tengah merupakan pusat kebudayaan adalah ditemukannya salah satu unsur kebudayaan manusia purba. Fosil hewan purba ini ditemukan di Sangiran Kabupaten Sragen. Di tempat yang sama juga ditemukan berbagai fosil manusia purba dan peradabannya. Hal ini menunjukkan bahwa budaya ini berkembang sebelum zaman Kerajaan Jawa Tengah.

Untuk penduduk Provinsi Jawa Tengah mayoritas adalah suku bangsa Jawa. Suku bangsa ini memiliki bahasa sendiri yang disebut bahasa Jawa. Bahasa ini digunakan dalam aktifitas sehari-hari. Dan dalam aksara atau tulisan bahasa Jawa dinamakan huruf Jawa (Honocoroko). Banyak keanekaragaman bahasa Jawa yang berkembang di wilayah ini. 

Keanekaragaman ini disebabkan perbedaan dialek.Pada dasarnya dialek bahasa Jawa terbagi ke dalam dua klasifikasi, yaitu dialek daerah dan dialek sosial. Dialek daerah didasarkan asal wilayah, watak dan istiadat setempat

Ciri khas rumah adatnya pun berbeda dengan daerah lainnya. Hal ini dapat dibedakan menurut bentuk atap rumahnya. Ada 5 komposisi rumah adat Jawa Tengah, yaitu rumah limasan, joglo atau tikelan, panggangpe, kampung, dan tajug atau masjid. 

Rumah adat tradisional secara lengkap terdiri atas beberapa bagian, yaitu pintu gerbang, pendopo, pringgitan, dalem, gandhok, dapur, dan lain-lain. Tiap-tiap bagian memiliki fungsi yang berbeda. Akan tetapi tidak setiap jenis rumah memiliki bagian-bagian tersebut. Bagian rumah pendopo dan dalem terdapat pada bentuk joglo.

Jika berbicara mengenai pakaiaan masyarakat Jawa Tengah mengenal berbagai macam pakaian adat. Daerah Surakarta  menjadi simbol (identitas) busana adat di Provinsi ini.Pada pakaian adat dikelompokkan menjadi 2, yaitu pakaian untuk bangsawan (kerabat keraton) dan pakaian untuk rakyat biasa.Pakaian adat untuk upacara pernikahan dikenal dengan nama Jawi jangkep untuk pria dan kebaya untuk wanita. 

Masyarakat Jawa Tengah juga menggunakan pakaian adat berupa baju batik dan kain jarik yang dipakai pada saat upacara adat. 

Untuk di era saat ini pakaian adat sudah tidak digunakan untuk kehidupan sehari hari namun masih bisa kita jumpai dalam acara adat seperti pernikahan dan saat memperingati hari kartini bagi para siswa sekolah bisanya juga disuruh untuk mengenakan pakaian adat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun