Mohon tunggu...
Teresia
Teresia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Teresia Sinaga

Menyukai pandangan hidup pribadi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Isu Diskriminasi Rasial dalam Ruang Kebebasan Masyarakat Digital: Studi Kasus Gerakan Wakoisme

30 Maret 2024   11:54 Diperbarui: 30 Maret 2024   12:25 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wokeisme sebagai gerakan/ideologi yang memperjuangkan keadilan dan kesetaraan memiliki sisi gelap dan ekstrim menurut masyarakat digital. Beberapa perdebatan di media sosial sering kali mengkritik gerakan ini. bahkan, dukungan ekstrim yang ditampilkan ke media menjadi kurang etis dan menjadikan posisi minoritas over superior. Dalam kajian teori Du Bois keadaan tersebut lahir dari adanya kesadaran ganda (double-consiousness), perasaan ‘ke-dua-an’ (Ritzer & Goodman, 2004).  

Kelompok/individu yang terdiskriminasi secara rasial akan memandang dirinya dan mengukur dirinya melalui wahyu (pandangan) orang lain. Kelompok/individu yang mengalami ini cenderung akan merasa rendah diri dan memandang dirinya tidak pantas. 

Dalam kondisi ini, terjadi yang namanya konflik internal identitas, contohnya seorang Afrika-Amerika yang melihat dirinya sebagai seorang berkulit berwarna, dan melihat dirinya sebagai seorang terasing dari pandangan jijik mereka yang berkulit putih. Keadaan tersebut menjadi proses internalisasi pandangan eksternal yang memunculkan keberduaan yang menyebabkan individu merendahkan dirinya, akibat kurangnya pengakuan. 

Ketika individu terus-menerus menggunakan kacamata orang lain untuk mengukur dirinya, maka identitas dan ke-aku-annya akan mengabur. Oleh karena, kekaburan identitas, rendah diri, dan kurangnya pengakuan (apresasi) dari tindakan diskriminasi, beberapa individu yang berjuang dalam Wakoisme merasa mendapatkan wadah untuk mengeksplor dirinya. Dukungan dan bentuk penerimaan yang Wakoisme perjuangkan bagi Individu/kelompoknya, akan membuka keberanian mereka. 

Kesempatan untuk tampil sebagai individu yang bebas tanpa konflik identitas dalam diri, menjadikan seorang individu berpotensi untuk lepas kendali—over. Maka, banyak para simpatisan Wakoisme yang secara ekstrim menginginkan dominitas (kekuasaan) dibanding keseimbangan. Di lain sisi, berbagai film yang mengindikasikan ideologi wakoisme juga dianggap berlebihan oleh masyarakat digital (netizen). Salah satunya adalah film disney “The Little Mermaid 2023” yang diperankan oleh Halle Bailey. Berbagai kontra dan kritik mengarah pada aktris utama “Ariel” yang berkulit hitam. Dalam cerita disney animasi kartun, “Ariel” merupakan putri duyung berkulit putih. Film ini dikritik tajam karena dinilai menjadi pendukung wokeisme yang berlebihan. Hal ini, karena bentuk perjuangan atas kesetaraan Ras tidak sesuai porsinya dan cenderung dipaksakan. Gerakan wakoisme pada dasarnya memiliki tujuan yang baik pada awalnya, namun dalam lintas digital/kebebasaan bersuara, gerakan ini menjurus semakin ekstrim. 

Referensi:

Feoline. (2024, Maret 18). Wokeisme: Pandangan Pro dan Kontra dalam Konteks Kasus Kontemporer.Retrieved.from.Medium.com:https://medium.com/@fiolinesuwangsai/wokeisme-pandangan-pro-dan-kontra-dalam-konteks-kasus-kontemporer/

Piliang, Y. A. (2020). Masyarakat Informasi Dan Digital: Teknologi Informasi dan Perubahan Sosial . Masyarakat Informasi dan Digital: Teknologi Informasi dan Perubahan Sosial, 143-157.

Ritzer, G., & Goodman, D. J. (2004). Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana .

Start, R. (2022, Februari 22). Wokisme » : mode d'emploi pour tout comprendre (Wokism": bagaimana memahami segalanya). Retrieved from Start Lesechos Website: https://start.lesechos.fr/societe/culture-tendances/wokisme-mode-demploi-pour-tout-comprendre-1388940

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun