Mohon tunggu...
Deni Chandra
Deni Chandra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Sejarah, Universitas Sumatera Utara

Mencoba Menulis Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Rumah Toko Lama di Kesawan Medan, Bergaya George Town Penang

9 Juni 2024   08:21 Diperbarui: 9 Juni 2024   08:39 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah Toko Bergaya Straits Eclectic Style di Medan tahun 1899 (Sumber: http://hdl.handle.net).

Rumah Toko merupakan sebuah bangunan yang multifungsi, digunakan untuk tempat tinggal, dan juga sebagai tempat perdagangan. Rumah Toko ini sudah menjadi stereotip bagi etnis Tionghoa untuk melakukan perdagangan hal itu tidaklah salah, dalam sejarah rumah toko memang berawal dari etnis Tionghoa, dalam bahasa Hokkien sendiri disebut Tiam (toko) Chu (Rumah). 

Tujuan akan terbentuknya rumah toko adalah masalah mobilitas bagi etnis Tionghoa, dengan adanya rumah toko etnis Tionghoa tidak perlu lagi melakukan perjalanan ke tempat usah dari tempat tinggal. Biasanya Rumah Toko memiliki dua tingkat atau lebih, lantai satu sebagai tempat berdagang, sedangkan lantai dua sebagai tempat tinggal.

Di masa sekarang kita bisa melihat rumah toko yang bergaya modern. Di masa kolonial Hindia-Belanda sendiri, rumah toko mempunyai keunikan sekaligus nilai sejarahnya. Ini terlihat di Kesawan, Medan di Sumatera Utara, yang masih mempunyai rumah toko lama yang mempunyai kemiripan gaya bangunan rumah toko yang ada di George Town, Penang.

Dulunya kawasan Kesawan Medan merupakan sebuah perkampungan Melayu, namun sering berjalanya waktu kedatangan etnis Tionghoa yang bekerja sebagi kuli perkebunan tembakau di tahun 1860-an. Kedatangan mereka pun akirnya membuka usaha di Kesawan Medan, dari hasil pekerjaan mereka semasa menjadi kuli, ini yang membuat kawasan Kesawan Medan dulunya di masa Hindia-Belanda menjadi Pecinan terbesar di Medan pada masa itu. (Sitorus dkk., 2023)

Di tahun 1880-an, Kesawan pun akhirnya mengalami sebuah transformasi besar-besaran, yang dilakukan oleh Tjong Yong Hian dan Tjong A Fie, mereka merupakan pimpinan akan etnis Tionghoa di Medan pada saat itu.

 Melakukan sebuah transformasi besar-besaran di daerah Kesawan yang terjadi di tahun 1880-an, yang di mana ia mengubah wilayah Medan Kesawan menjadi sebuah tempat perdagangan. Apa saja yang dilakukan oleh Tjong bersaudara dalam melakukan transformasi? Yang paling khas adalah membangun sebuah Rumah Toko dengan gaya arsitektur ala Penang George Town, yaitu Straits Eclectic Style. (Rosmalen, 2020)

Straits Eclectic Style sendiri merupakan gaya bangunan yang berasal dari Straits Settelments (Singapura, Malaka, Penang) yang merupakan wilayah jajahan Inggris di Semenanjung Malaya. Straits Eclectic Style ini merupakan gabungan gaya Eropa, China, dan Melayu. Bukan hanya itu saja, rumah toko gaya jenis ini mempunyai jalan setapak kaki lima, merupakan salah satu bagian dari Rumah toko bergaya jenis ini.

Namun sekarang, Rumah Toko lama di Kawasan Kesawan Medan, bergaya Straits Eclectic Style sudah banyak dihancurkan dan digantikan dengan Rumah toko yang modern. Sedangkan rumah toko lama yang masih berdiri, tidak mendapatkan perawatan, bahkan di tinggalkan menyisakan fondasi bangunannya saja.

Rumah Toko Lama di Kesawan Medan di Jalan Pembelian. Hanya Meninggalkan Fondasi Bangunan Tanpa Adanya Perawatan (Sumber: Google Maps Street View)
Rumah Toko Lama di Kesawan Medan di Jalan Pembelian. Hanya Meninggalkan Fondasi Bangunan Tanpa Adanya Perawatan (Sumber: Google Maps Street View)

Referensi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun