Mohon tunggu...
Muhammad Nurdin
Muhammad Nurdin Mohon Tunggu... -

lahir 20 april 1958 di Luengputu Pidie Jaya NAD Indonedia .Saya lulusan S 1 FKIP -Jurusan Sejarah Universitas Syiah Kuala NAD thun 1987 ,dan sejak tahun 1991-sekarang mengajar di SMA YPI mapel Sejarah dan Sosiologi .Saya senang menulis artikel-artikel dimedia cetak lokal maupun nasional ,meskipun seringkali enggak dimuat.Sekian dan terima kasih.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ramadhan,shaum yang sifatnya universal

5 September 2010   17:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:25 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Melanjutkan tulisan yang lalu mengenai shaum ramadhan yang dilaksanakan umat muslim sekarang ini .Rupanya shaum itu terdapat dalam ajaran-ajaran agama samawi dan agama ardhi,karenanya shaum sudah sejak lama dikenal  oleh   umat manusia dalam  ajaran  agama  agama yang  mereka  yakini dahulu .Hal itu tercermin dalam firman Allah swt yang seringkali menjadi  rujukan para penceramah dimasa ramadhan {  Al-Qur'an:2,183  } .Dalam sejarah agama-agama  memang terdapat ajaran amalan shaum seperti dijelaskan dalam ayat Al-Qur'an ,sehingga tampaknya shaum sudah lanjut usianya  nyaris sama usianya dengan eksistensi  umat anusia di planet ini. Hanya  agama Konghuchu ciptaan Kong Futse dari China  saja yang tidak   mengenal  ajaran ajaran shaum  .Sedangkan  dalam agama orang-orang Persia  yang meyakini dewa gelap dan dewa terang {Ahriman dan  Ahura Mazda} hasil ciptaan Zaratustra  ,aturan-aturan shaum  dijelaskan dalam wejangan -wejangan Zenda Avesta  ,terutama suruhan terhadap  para pendetanya paling   tidak harus  melakukan shaum  dalam lima tahun  sekali.Selanjutnya,meskipun sekarang  sudah  dianggap tidak penting  aturan-aturan shaum juga sesungguhya  dikenal   dalam agama Nasrani.Karena Yesus Kristus tidak hanya mengerjakan shaum  selama empat puluh hari,tetapi juga mengerjakan shaum  pada hari   penesan .Yesus Kristrus   menganjurkan  murid-muridnya   juga mengerjakan shaum  seperti tercantum dala Injil Matius (  6: 16-16) .Agama Yahudi juga sangat  mengenal aturan -aturan shaum  yang dikenal dengan  shaum  Asyura ,yang dilakerjakan  pada hari  kesepuluh  dari  kelender Yahudi ,dan untuk jelasnya  lihat   t auret. Memang  dalam agama-agama itu ajaran-ajaran shaum  dilakukan karena  menerima   sesuatu  malapetaka,kemalangan  dan rasaduka  yang mendalam  saja.Dalam Islam mengerjakan shaum tidak karena menerima  malapetaka  atau sesuatu  kemalangan ,tetapi Islam  dengan konsep  mutakhirnya  shaum tidak dikerjakan  karena malapetaka  atau   dampak  prahara  karena kemurkaan Allah swt  ataupun  karena   untuk   memohon  kasih sayang_NYA .Dalam Islam  pesan untuk  mengerjakan shaum terutama  shaum Ramadhan  tidak lain kecuali untuk meraih  prestasi derajat   "muttaqin" yaitu  suatu derajat  rohani yang amat tinggi.Dan jika dikerjakan sesuai  dengan tuntunan Allah swt dan Rasul_NYA  ,maka sesuai janji  Allah swt melalui Rasullullah  Muhammad SAW  individu yang shaum{Shaaim)akan dianpuni segala dosanya  sehing  putih fitri dan suci.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun