Melanjutkan tulisan yang lalu mengenai shaum ramadhan yang dilaksanakan umat muslim sekarang ini .Rupanya shaum itu terdapat dalam ajaran-ajaran agama samawi dan agama ardhi,karenanya shaum sudah sejak lama dikenal oleh  umat manusia dalam ajaran agama agama yang mereka yakini dahulu .Hal itu tercermin dalam firman Allah swt yang seringkali menjadi rujukan para penceramah dimasa ramadhan { Al-Qur'an:2,183 } .Dalam sejarah agama-agama memang terdapat ajaran amalan shaum seperti dijelaskan dalam ayat Al-Qur'an ,sehingga tampaknya shaum sudah lanjut usianya nyaris sama usianya dengan eksistensi umat anusia di planet ini. Hanya agama Konghuchu ciptaan Kong Futse dari China saja yang tidak  mengenal  ajaran ajaran shaum .Sedangkan dalam agama orang-orang Persia yang meyakini dewa gelap dan dewa terang {Ahriman dan Ahura Mazda} hasil ciptaan Zaratustra ,aturan-aturan shaum dijelaskan dalam wejangan -wejangan Zenda Avesta ,terutama suruhan terhadap para pendetanya paling  tidak harus melakukan shaum dalam lima tahun sekali.Selanjutnya,meskipun sekarang sudah dianggap tidak penting aturan-aturan shaum juga sesungguhya dikenal  dalam agama Nasrani.Karena Yesus Kristus tidak hanya mengerjakan shaum selama empat puluh hari,tetapi juga mengerjakan shaum pada hari  penesan .Yesus Kristrus  menganjurkan murid-muridnya  juga mengerjakan shaum seperti tercantum dala Injil Matius ( 6: 16-16) .Agama Yahudi juga sangat mengenal aturan -aturan shaum yang dikenal dengan shaum Asyura ,yang dilakerjakan pada hari kesepuluh dari kelender Yahudi ,dan untuk jelasnya lihat  t auret. Memang dalam agama-agama itu ajaran-ajaran shaum dilakukan karena menerima  sesuatu malapetaka,kemalangan dan rasaduka yang mendalam saja.Dalam Islam mengerjakan shaum tidak karena menerima malapetaka atau sesuatu kemalangan ,tetapi Islam dengan konsep mutakhirnya shaum tidak dikerjakan karena malapetaka atau   dampak prahara karena kemurkaan Allah swt ataupun karena   untuk  memohon  kasih sayang_NYA .Dalam Islam  pesan untuk mengerjakan shaum terutama shaum Ramadhan tidak lain kecuali untuk meraih prestasi derajat  "muttaqin" yaitu suatu derajat rohani yang amat tinggi.Dan jika dikerjakan sesuai dengan tuntunan Allah swt dan Rasul_NYA ,maka sesuai janji Allah swt melalui Rasullullah Muhammad SAW individu yang shaum{Shaaim)akan dianpuni segala dosanya sehing putih fitri dan suci.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H