Mohon tunggu...
Muhammad Nurdin
Muhammad Nurdin Mohon Tunggu... -

lahir 20 april 1958 di Luengputu Pidie Jaya NAD Indonedia .Saya lulusan S 1 FKIP -Jurusan Sejarah Universitas Syiah Kuala NAD thun 1987 ,dan sejak tahun 1991-sekarang mengajar di SMA YPI mapel Sejarah dan Sosiologi .Saya senang menulis artikel-artikel dimedia cetak lokal maupun nasional ,meskipun seringkali enggak dimuat.Sekian dan terima kasih.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ramadhan: Antara Nilai Hikmah dan Kenyataan

4 September 2010   14:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:27 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam catatan sejarah umat manusia sudah mengenal shaum ,karena sudah tercantum dalam ajaran agama-agama  dahulu,meskipun shaum waktu itu dilakukan sangat variatif dalam rangka suka cita lantaran terlepas dari malapetaka.Islam menyodorkan konsep mutakhir dalam shaum ,karena shaum dalam islam tidak hanya dilakukan lantaran duka cita,kemalangan dan tidak pula untuk mereda kemurkaan Allah swt  serta memohon kasih sayang-NYA.Namun shaum dalam Islam khususnya Ramadhan mengandung makna yang mulia  dan dilaksanakan sekali  dalam setahun,terlepas apakah  individu atau kelompok masyarakat itu sedang ditimpa  kesukaan atau kedukaan ,kesulitan atau kemudahan dalam hidupnya.Shaum dilakukan untuk meraih derajat"muttaqin"suatu prestasi kerohanian yang tinggi.Dalam Islam shaum menjadi ajang  metoda untuk melatih kedisiplinan tingkat tinggi  pada jasmani,akhlaq moral rohani umat manusia.Hal ini akan tercapai jika shaum itu dijalan secara utuh dan paripurna selaras tuntunan Al-Qur'an dan Sunnah Rasul-NYA .Namun demikian apa yang terlihat dalam masyarakat agaknya antara nilai hikmah hakiki shaum sesungguhnya dengan kenyataan sehari- hari    dimasyarakat sulit dijumpai,selain acara dan suguhan yang kurang nilai edukasinya seperti acara liputan tahunan di media massa{cetak dan elektronika).Antara nilai hikmah shaum Ramadhan dan kenyataannya dalam kehidupan sehari-hari tidak padu.Dan konsekuwensinya dinegara mayoritas muslim nomor wahid di planet ini masih saja terjadi KKN,kriminalitas,terorisme,serta kejahatan yang melawan hukum dan hak asasi manusia.Jika shaum dilakukan sesuai tuntunan Khaliq dan Utusan-Nya dapat dipastikan umat Islam akan mejadi umat yang utama dan menjadi tauladan diantara umat-umat yang lain.tetapi suatu realitas kongkrit yang dapat dijumpai dengan mudah dimana umat Islam dewasa ini ,mereka shaum,shalat,tetapi mereka juga masih gemar melakukan kejahatan terhadap sesama makhluq .Shaum yang mereka kerjakan tampaknya tak sanggup melindungi mereka sendiri   untuk tidak mengerjakan kejahatan.Shaum mereka kerjakan ,tetapi nilai dan makna shaum secara rohaniah tidak mereka peroleh.Mengapa hal itu terjadi ,padahal syarat dan rukun shaum telah mereka penuhi ? tentu saja shaum yang mereka kerjakan hanya   parsial dan setengah  hati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun