Dalam catatan sejarah umat manusia sudah mengenal shaum ,karena sudah tercantum dalam ajaran agama-agama dahulu,meskipun shaum waktu itu dilakukan sangat variatif dalam rangka suka cita lantaran terlepas dari malapetaka.Islam menyodorkan konsep mutakhir dalam shaum ,karena shaum dalam islam tidak hanya dilakukan lantaran duka cita,kemalangan dan tidak pula untuk mereda kemurkaan Allah swt serta memohon kasih sayang-NYA.Namun shaum dalam Islam khususnya Ramadhan mengandung makna yang mulia dan dilaksanakan sekali dalam setahun,terlepas apakah individu atau kelompok masyarakat itu sedang ditimpa kesukaan atau kedukaan ,kesulitan atau kemudahan dalam hidupnya.Shaum dilakukan untuk meraih derajat"muttaqin"suatu prestasi kerohanian yang tinggi.Dalam Islam shaum menjadi ajang  metoda untuk melatih kedisiplinan tingkat tinggi  pada jasmani,akhlaq moral rohani umat manusia.Hal ini akan tercapai jika shaum itu dijalan secara utuh dan paripurna selaras tuntunan Al-Qur'an dan Sunnah Rasul-NYA .Namun demikian apa yang terlihat dalam masyarakat agaknya antara nilai hikmah hakiki shaum sesungguhnya dengan kenyataan sehari- hari    dimasyarakat sulit dijumpai,selain acara dan suguhan yang kurang nilai edukasinya seperti acara liputan tahunan di media massa{cetak dan elektronika).Antara nilai hikmah shaum Ramadhan dan kenyataannya dalam kehidupan sehari-hari tidak padu.Dan konsekuwensinya dinegara mayoritas muslim nomor wahid di planet ini masih saja terjadi KKN,kriminalitas,terorisme,serta kejahatan yang melawan hukum dan hak asasi manusia.Jika shaum dilakukan sesuai tuntunan Khaliq dan Utusan-Nya dapat dipastikan umat Islam akan mejadi umat yang utama dan menjadi tauladan diantara umat-umat yang lain.tetapi suatu realitas kongkrit yang dapat dijumpai dengan mudah dimana umat Islam dewasa ini ,mereka shaum,shalat,tetapi mereka juga masih gemar melakukan kejahatan terhadap sesama makhluq .Shaum yang mereka kerjakan tampaknya tak sanggup melindungi mereka sendiri  untuk tidak mengerjakan kejahatan.Shaum mereka kerjakan ,tetapi nilai dan makna shaum secara rohaniah tidak mereka peroleh.Mengapa hal itu terjadi ,padahal syarat dan rukun shaum telah mereka penuhi ? tentu saja shaum yang mereka kerjakan hanya   parsial dan setengah hati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H