Judul Buku : Luka CitaÂ
Penulis     : Valerie Patkar
Penerbit   : Bhuana Ilmu Populer
Jumlah Halaman : 448 HalamanÂ
Novel "Luka Cita" Valerie Patkar. Menceritakan tentang luka yang diakibatkan oleh cita-cita seperti yang sudah diperjelas oleh judul novelnya sendiri, namun tidak hanya menceritakan tentang itu saja, masih ada beberapa cerita mengenai perjalanan hidup yang sama dengan kehidupan yang kita jalani sehari-hari. Hal pertama Valerie menuangkan sebuah jalan cerita mengenai luka yang didapatkan dari cita-cita yang pada dasarnya menjadi sumber keinginan terbesar kita dalam menjalani kehidupan, dan benar adanya bahwa sebuah luka bisa datang dari hal yang kita inginkan dan rasanya tentu saja tak main-main pedihnya sangat luar biasa. Selain itu juga buku ini menyampaikan kepada sang readers untuk tidak melakukan judgmental mengenai proses penerimaan diri, karena sesungguhnya self-acceptance itu benar tidak mudah seolah kita sedang berperang abis-abisan dengan apa yang ada dalam kepala kita, berperang dengan diri sendiri sampai pada akhirnya kita sendiri mulai capek  lantas berdamai dan mengalah  dengan keadaan. Buku ini berjumlah 448 halaman walaupun kalau kita lihat fisik bukunya memang tebal tapi percaya begitu kita sudah masuk dalam alur ceritanya buku ini akan terasa singkat.
Valerie merupakan penulis ternama yang telah berhasil membuat para pembacanya tersentuh akan cerita yang ia tulis. Luka Cita adalah buku ke-5 yang telah ia tulis. Â Buku yang mana banyak mendapatkan apresiasi dari pembaca, tak hanya isi ceritanya yang menarik, cover novel ini juga sangat indah dan jarang ditemui pembentukan karakter yang mungkin secara sadar ia sangkutkan dengan karakter pada buku sebelumnya membuat hal ini menjadi tambah menarik, gaya bahasa yang ringan dan gagah. Di setiap ceritanya selalu membuat sang pembaca merasakan dan membayangkan bahwa kita adalah karakter yang tertuang dalam bukunya tersebut.
Point yang bisa kita ambil dari cerita ini, bahwa kehidupan yang kita jalani tidaklah selalu mulus dan indah yang sesuai dengan apa yang kita harapkan, di mana ketika kita sedang bahagia menjalani hidup pasti tak lama kemudian ada saja ujian yang menerpa kehidupan kita. Begitu pula dengan cita-cita yang selalu kita anggap segalanya yang menurut kita bahwa itu adalah sumber kebahagiaan kita, terkadang menjadi pedang tertajam yang diasah sendiri untuk kita. Pada intinya segala sesuatu yang ada dalam kehidupan ini memiliki resikonya tersendiri maka dari itu kita harus siap dengan luka yang akan menusuk pada diri kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H