Sebagai organisasi keagamaan islam non pemerintah, Muhammadiyah memiliki 120 rumah sakit yang tersebar luas di Indonesia, 31 diantaranya berada di Jawa Timur.
Salah satu Rumah Sakit Muhammadiyah terbesar di Jawa Timur adalah Rumah Sakit Muhammaddiyah Lamongan. Dengan kekuatan 294 tempat tidur perawatan, IGD 24 jam, dan 66 dokter spesialis, menjadikan rumah sakit Muhammadiyah Lamongan sebagai pilihan pertama masyarakat di sekitarnya dalam mendapatkan layanan kesehatan yang paripurna.
Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan mulai diresmikan pada tanggal 17 Agustus 1981. Rumah sakit ini awalnya bermula dari musibah berupa banjir bandang yang mengakibatkan jebolnya Tanggul Bengawan Solo di desa Truni, kecamatan babat dan juga beberapa tanggul yang jebol hingga airnya meluap ke daerah perkotaan Lamongan. Air yang meluap hingga 2 meter itu mengharuskan warga untuk segera melakukan pengungsian besar-besaran. Para pendiri Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan  pun berinisiatif mendirikan Pos Kesehatan Bencana Banjir dan mengadakan pengobatan massal dengan bantuan dari RS Muhammadiyah Surabaya, RS Al-Irsyad Surabaya dan Lembaga Kesehatan Himpunan Mahasiswa Islam (LKHMI) Surabaya.
Kejadian itulah yang membuat para pendiri Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan tergerak hatinya untuk membangun satu amal usaha yang nantinya dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Bermula dari perbincangan hangat sembari mengaji tafsir Alquran yang diasuh oleh ust Abd Manaf Zahri (pimpinan daerah Muammadiyah Lamongan) salah satu jamaah mengusul untuk mendirikan balai pengobatan yang kemudian disetujui oleh para petinggi lainnya. Setelah beberapa minggu perancangan, terbentuklah susunan pengurus balai pengobatan islam yang dibantu oleh pengurus PKU (Penolong Kesengsaraan Umum) Muhammadiyah cabang Lamongan.
Berdirinya Balai Pengobatan Islam Lamongan di Jl. KH Ahmad Dahlan No. 10, diaggap sebagai lahirnya BP Islam Lamongan yang bertepatan pada tanggal 10 Agustus 1968, dengan mottonya "Ramah, Santun, Senyum, Ikhlas, dan Memasyarakat Berdasarkan Pedoman Alquran Surat Alma'un".
Hingga kini, BP Islam Lamongan telah berkembang dan menjelma menjadi Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan spesialistik yang jauh lebih modern dalam lingkungan yang asri dan bernuansa islami.
Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan berlokasi di Jalan Jaksa Agung Suprapto 76, Lamongan. Rumah sakit ini disebut sebagai rumah sakit Muhammadiyah terbesar di Jawa Timur bukan tanpa alasan, luas tanah Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan mencapai 55.409 m dengan luas gedung 31.079 m. Rumah sakit ini dibagi menjadi 4 bagian utama, yaitu gedung rawat inap (5 lantai), gedung poliklinik (3 lantai), gedung Laboratorium dan radioogi (2 lantai), dan gedung operasi (2 lantai). Selain keempat gedung utama, terdapat banyak gedung penunjang yang juga merupakan fasilitas yang disediakan untuk civitas hospitalia maupun pasien, contohnya yaitu, gedung parkir, gedung koperasi, kantin, masjid, gedung administrasi, ruang pertemuan dan gedung Komite Medis.
Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan merupakan salah satu rumah sakit dengan prestasi serta penghargaan yang cukup banyak. Pada tahun 2008, Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan mendapat akreditasi pertamanya dari KARS yang berupa mutu dan keselamatan pasien. Salah satu penghargaan yang paling baru yaitu rumah sakit ini mendapat Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) pada tahun 2018 sampai dengan 2020. Sertifikat tersebut diberikan kepada rumah sakit dengan kategori pelayanan rumah sakit yang telah memenuhi standar akreditasi dan peraturan perundang-undangan. KARS sendiri merupakan lembaga independen yang bertanggung jawab kepada menteri untuk menyelenggarakan survei akeditasi rumah sakit dengan menghadirkan tim surveior yang kompeten di bidangnya.Salah satu yang paling membanggakan adalah piagam penghargaan yang diberikan oleh IHMA, merupakan salah satu piagam penghargaan yang diraih dengan tingkatan internasional dengan judul, Piagam Penghargaan "Indonesian Hospital Management Award" PERSI AWARDS - IHMA 2017 dengan bidang Innovation In Hospital Management and Goverment Project. PERSI AWARDS - IHMA merupakan ajang penghargaan bagi rumah sakit, sebagai salah satu bentuk kontribusi PERSI dalam upaya meningkatkan mutu perumah sakitan di Indonesia. Berikut merupakan penghargaan lain yang berhasil diperoleh Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan:
Sertifikat Program Nasional Pemantapan Mutu Eksternal (PNPME) dari Dirjen Bina Upaya Kesehatan Kemkes RI tahun 2012
Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit dari Komisi Akreditasi RS Kementrian Kesehatan RI tahun 2014 s.d 2017
Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit dari Departemen Kesehatan RI 24 Februari 2010 s.d 24 Februari 2013
Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit tahun 2018 s.d 2020
Penghargaan Kecelakaan Nihil (Zero Accident Award) dari Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI 1 Januari 2008 s.d 31 Oktober 2012
Serifikat Penetapan Kelas Rumah Sakit dari Kementrian Kesehatan RI sejak 25 Oktober 2013
Certificate of Achievment: EQAS External Quality Assurance Services from Biorad Laboratories USA tahun 2012 s.d 2013
Penghargaan dan sertifikat yang didapat oleh Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan jelas sangat mencerminkan visi dan misi yang menjadi pondasi awal didirikannya rumah sakit ini. Visi dari Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan yaitu, menjadi rumah sakit yang unggul, mandiri dan berdaya saing tinggi, berbasis penolong kesengsaraan umum sebagai perwujudan iman dan ibadah kepada Allah SWT. Dengan misi yaitu
Memberikan pelayanan kesehatan yang islami, profesional dan bermutu disertai dakwah Amar Ma'ruf Nahi mungkar
Mengembangkan sumber daya insani yag berkarakter islami, berwawasan muhammadiyah, dan profesional melalui pendidikan, pelatihan dan penelitian yang berkelanjutan.
Membangun Rumah Sakit pusat kegawatdaruratan berstandar internasional
Membangun manajemen informasi dan komunikasi menggunakan teknologi terkini dengan jejaring layanan kesehatan dan institusi lainnya