Saat ini pemerintah sudah menetapkan kurikulum merdeka sebagai pengganti kurikulum 2013, dimana kurikulum terbaru ini harus digunakan dan diterapkan dalam proses kegiatan pembelajaran disekolah. Kurikulum merdeka mengharuskan bahwa setiap guru dapat memberikan pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik. Namun apakah kurikulum merdeka sudah terlaksana di semua wilayah secara baik dan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan, serta sesuai dengan harapan? Kurikulum merdeka telah diterapkan di sebagain besar wilayah. Akan tetapi, agar sesuai dengan harapan, kurikukulum ini perlu didukung dengan pembelajaran yang sesuai yaitu pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi dengan kurikulum merdeka membutuhkan seorang guru yang luwes akan minat dan kebutuhan peserta didik.
Pembelajaran berdiferensiasi sangat cocok digunakan dalam penerapan kurikulum merdeka, hal ini dikarenakan pembelajaran berdiferensiasi mengharuskan guru memahami setiap kebutuhan dan perbedaan dari peserta didik. Seorang guru dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi harus berfikir bahwa setiap siswa memiliki kebutuhan dalam pembelajaran yang berbeda-beda dan tidak bisa untuk disama ratakan. Pembelajaran berdiferensiasi juga memiliki tujuan yaitu membantu peserta didik dalam belajar, meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik, untuk menjalin hubungan yang harmonis antara guru dengan peserta didik, membantu peserta didik untuk menjadi pelajar yang mandiri, serta untuk meningkatkan kepuasan guru karena penuh dengan tantangan. Jadi, untuk meningkatkan minat belajar siswa pembelajaran berdiferensiasi sangat cocok untuk diterapkan.
Salah satu sekolah yang telah menggunakan dan menerapkan kurikulum ini yaitu SD Negeri Sondakan yang terletak di wilayah Surakarta. Kurikulum merdeka telah di terapkan sekolah dari kelas paling rendah hingga kelas paling tinggi pada tingkat Sekolah Dasar (SD). Sesuai dengan kegiatan pengamatan dan observasi dilapangan, SD Negeri Sondakan juga telah menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dalam pelaksanaan program kurikulum merdeka sebagai salah satu cara untuk meningkatkan minat belajar peserta didik. Dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi di SD Negeri Sondakan guru kelas tidak mengajar dengan berbagai banyak cara sesuai dengan jumlah peserta didik, tetapi guru memilih strategi, model, dan metode yang bervariasi sehingga siswa dapat termotivasi untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan semangat.
Contoh penerapan pembelajaran berdiferensiasi sesuai dengan profil belajar yang dilaksanakan, yaitu guru menggunakan video pembelajaran sebagai penunjang pembelajaran, menggunakan media-media konvensional seperti gambar dalam menjelaskan materi, membuat lagu-lagu sederhana terkait materi yang dipelajari sebagai media hafalan agar peserta didik selalu ingat, memvariasikan soal evaluasi kedalam games-games unik, dan selalu membuat kelompok belajar baru ketika akan berdiskusi. Tak hanya, ketika akhir pembelajaran peserta didik diminta mendemostrasikan pemahamannya sesuai dengan kegiatan yang disukainya, misalnya peserta didik yang suka menggambar maka diminta untuk membuat sebuah lukisan, peserta didik yang suka menyanyi diminta untuk bernyanyi atau membuat lagu sederhana, peserta didik yang suka menulis diminta membuat karya tulis puisi, dll.
Dengan demikian pembelajaran berdiferensiasi akan menghasilkan peserta didik yang berkembang sesuai dengan kebutuhan dan minatnya, namun tidak menyimpang dengan tujuan pembelajaran yang telah disusun sebelumnya. Selain itu, pembelajaran berdiferensiasi mampu membantu murid mencapai hasil belajar optimal, karena produk yang akan mereka hasilkan sesuai minat mereka. Serta, karena kreativitas abad 21 akan terus berkembang, maka pembelajaran diferensiasi termasuk pendekatan yang sangat direkomendasikan untuk diterapkan dalam pembelajaran.
