PENDAHULUAN
 Menurut Rosenfeld (2010), sikap dan perilaku sosial merupakan dua konsep sentral dalam studi psikologi sosial yang secara fundamental mempengaruhi interaksi manusia sehari-hari. Sikap merujuk pada evaluasi subjektif terhadap objek, orang, atau situasi, sementara perilaku sosial mencakup tindakan individu atau kelompok yang dipengaruhi oleh norma sosial dan interaksi interpersonal (Ajzen & Fishbein, 1980). Kedua konsep ini tidak hanya mencerminkan bagaimana individu bertindak dalam berbagai konteks sosial, tetapi juga menggambarkan bagaimana norma dan nilai-nilai sosial diinternalisasi dan dipertahankan dalam masyarakat (Fiske, Gilbert, & Lindzey, 2010).
 Penelitian dan diskusi mengenai sikap dan perilaku sosial telah menjadi fokus utama dalam psikologi sosial sejak pertengahan abad ke-20, dengan teori-teori seperti teori sikap yang didasarkan pada Ajzen dan Fishbein (1980) serta penelitian tentang dinamika perilaku kelompok oleh Tajfel dan Turner (1979), memberikan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana individu membangun dan menjaga identitas sosial mereka melalui interaksi sosial (Haslam, 2001).
 Perilaku sosial adalah suasana saling ketergantungan yang merupakan keharusan untuk menjamin keberadaan manusia (Rusli Ibrahim, 2001). Sebagai bukti bahwa manusia dalam memnuhi kebutuhan hidup sebagai diri pribadi tidak dapat melakukannya sendiri melainkan memerlukan bantuan dari orang lain.Ada ikatan saling ketergantungan diantara satu orang dengan yang lainnya.  Artinya bahwa kelangsungan hidup manusia berlangsung dalam suasana saling mendukung dalam kebersamaan. Untuk itu manusia dituntut mampu bekerja sama, saling menghormati, tidak menggangu hak orang lain, toleran dalam hidup bermasyarakat.
 Menurut Krech, Crutchfield dan Ballachey (1982) dalam Rusli Ibrahim (2001), perilaku sosial seseorang itu tampak dalam pola respons antar orang yang dinyatakan dengan hubungan timbal balik antar pribadi. Perilaku sosial juga identik dengan reaksi seseorang terhadap orang lain (Baron & Byrne, 1991 dalam Rusli Ibrahim, 2001). Perilaku itu ditunjukkan dengan perasaan, tindakan, sikap keyakinan, kenangan, atau rasa hormat terhadap orang lain.
Perilaku sosial seseorang merupakan sifat relatif untuk menanggapi orang lain dengan cara-cara yang berbeda-beda. Misalnya dalam melakukan kerja sama, ada orang yang melakukannya dengan tekun, sabar dan selalu mementingkan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadinya. Sementara di pihak lain, ada orang yang bermalas-malasan, tidak sabaran dan hanya ingin mencari untung sendiri.
Sesungguhnya yang menjadi dasar dari uraian di atas adalah bahwa pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial (W.A. Gerungan, 1978:28). Sejak dilahirkan manusia membutuhkan pergaulan dengan orang lain untuk memuhi kebutuhan biologisnya. Pada perkembangan menuju kedewasaan, interaksi sosial diantara manusia dapat merealisasikan kehidupannya secara individual. Â Hal ini dikarenakan jika tidak ada timbal balik dari interaksi sosial maka manusia tidak dapat merealisasikan potensi-potensinya sebagai sosok individu yang utuh sebagai hasil interaksi sosial. Potensi-potensi itu pada awalnya dapat diketahui dari perilaku kesehariannya. Pada saat bersosialisasi maka yang ditunjukkannya adalah perilaku sosial. Pembentukan perialku sosial seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal. Â
Pada aspek eksternal situasi sosial memegang pernana yang cukup penting. Situasi sosial diartikan sebagai tiap-tiap situasi di mana terdapat saling hubungan antara manusia yang satu dengan yang lain (W.A. Gerungan,1978:77). Dengan kata lain setiap situasi yang menyebabkan terjadinya interaksi sosial dapatlah dikatakan sebagai situasi sosial. Contoh situasi sosial misalnya di lingkungan pasar, pada saat rapat, atau dalam lingkungan pembelajaran pendidikan jasmani.
Â
KAJIAN TEORI
 Di sisi lain, perilaku sosial merupakan manifestasi dari sikap dan dipengaruhi oleh norma-norma sosial yang diinternalisasi oleh individu melalui proses sosialisasi (Fiske et al., 2010). Studi tentang perilaku sosial sering kali melibatkan analisis tentang bagaimana individu berinteraksi dalam kelompok, bagaimana peran sosial dan struktur sosial mempengaruhi perilaku, serta bagaimana konflik dan kooperasi dapat mempengaruhi dinamika kelompok (Tajfel & Turner, 1979).
 Pentingnya memahami konsep-konsep ini terletak pada kemampuan untuk memprediksi dan mengubah sikap dan perilaku individu untuk mencapai tujuan sosial yang lebih luas, seperti meningkatkan kesejahteraan sosial, mengurangi konflik antarindividu, dan mempromosikan toleransi dan kerjasama dalam masyarakat (Haslam, 2001). Dengan memahami bahwa sikap dan perilaku sosial tidak hanya dipengaruhi oleh faktor internal individu tetapi juga oleh dinamika sosial yang lebih luas, kita dapat merancang intervensi sosial yang lebih efektif dan kontekstual dalam upaya untuk mempengaruhi perilaku individu dan kelompok.
Â
 METODE PENELITIAN
 Hasil penelitian sikap sosial dalam pergaulan siswa berdasarkanperbedaan
Memiliki persentase sikap yaitu sebesar 50%. Sehingga dapat dikatakan, bahwa antarasikap sosial positif dan negatif salingberimbang yang artinya bahwa siswa menunjukkansikap positifnya terhadap perbedaanetnis yang terjadi dansiswa.
 Subindikator dengan persentase terendah adalahsub Social initiative- Social pasivity terutam pada sikap sosial initiative yang dimiliki sebesar 59,38%.
Selain itu terdapat keseimbangan persentase sikap sosial antara etnis Tionghoa dan Jawa yaitu pada  kecenderungan  Dominance (Mendominasi),pada sikap Social initiative (Menerima orang lain),pada sikapUnsympathetic (Tidakbersimpati), pada sikap Social poise (Menguasai keadaan).
 KESIMPULAN
 Sikap dan perilaku sosial merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia. Memahami konsep dasar sikap dan perilaku sosial dapat membantu individu untuk menjadi anggota masyarakat yang lebih baik dan berkontribusi pada terciptanya kehidupan sosial yang harmonis. Penelitian secara keseluruhan menunjukkan bahwa sikap sosialdalampergaulan siswaditinjau dari perbedaan etnissebagian memiliki sikap kecenderungan positif dan sikap kecenderungan negatif.
Penelitian sikap sosial siswaditinjau dari perbedaan etnismenunjukkanbahwa seluruh populasi belum memiliki kecenderungan sikap positif terhadap perbedaanetnis
yang ada di sekolah tersebut.