Banjir merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi di Indonesia, termasuk di wilayah perkotaan seperti Kota Bekasi. Dengan topografi rendah dan curah hujan tinggi, banjir menjadi ancaman serius yang membawa dampak fisik, sosial, kesehatan, dan ekonomi. Wilayah Wisma Jaya, Bekasi Timur sering menjadi langganan banjir akibat buruknya sistem drainase dan alih fungsi lahan yang masif.
Penyebab utama banjir di Wisma Jaya meliputi curah hujan tinggi, sedimentasi sungai, sistem drainase yang tidak memadai, serta perilaku masyarakat yang kurang sadar lingkungan. Dampaknya tidak hanya terbatas pada kerusakan fisik, tetapi juga menyentuh aspek kesehatan, seperti meningkatnya kasus penyakit pasca-banjir (diare, leptospirosis, dan infeksi kulit). Secara ekonomi, banjir menyebabkan kerugian besar, termasuk biaya rehabilitasi infrastruktur dan hilangnya mata pencaharian.
edukasi masyarakat, pembersihan kali atau saluran, dan pengelolaan sampah. Tindakan mitigasi tersebut dilakukan dengan bekerja sama oleh pihak BNPN dan disampaikan secara menurun dari tingkat tinggi yaitu kecamatan sampai dengan RT/RW, namun terkadang dilihat dari daerah mana yang lebih rawan dahulu. Selain itu edukasi melalui penyebaran poster dianggap efektif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya kesiapsiagaan terhadap banjir.
Mitigasi bencana menjadi strategi utama untuk mengurangi dampak banjir. Di Wisma Jaya, langkah-langkah mitigasi meliputi pendekatan struktural, seperti pembangunan tanggul dan normalisasi saluran drainase, serta pendekatan non-struktural sepertiKelompok mahasiswa Universitas Bhayangkara Jakarta Raya melaksanakan kampanye kebencanaan melalui penyebaran poster di Wisma Jaya. Poster tersebut berisi informasi tentang mitigasi banjir, langkah evakuasi, dan tindakan pencegahan. Selain itu, wawancara dengan warga setempat dilakukan untuk mengukur efektivitas kampanye dan memahami kebutuhan masyarakat.
Banjir di Wisma Jaya menuntut kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta untuk menciptakan lingkungan yang lebih tangguh. Upaya perbaikan drainase, penghijauan kembali, dan edukasi kebencanaan perlu diperkuat. Dengan kesadaran masyarakat dan pendekatan yang komprehensif, risiko banjir dapat diminimalkan, menciptakan lingkungan yang lebih aman dan berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H