Mohon tunggu...
zora swan
zora swan Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

saya seorang pengelana pikiran di alam jagad raya

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pemimpin di Negeri Gemah Ripah Loh Jinawi

8 Juli 2014   11:37 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:03 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hendak bertanya banyakpada daun, angin dan tanah di negeri ini.

Sebuah negeri yang diberi julukan gemah ripah loh jinawi.

Julukan maha dekati sempurna.

Namun, lagi-lagi ku melihat kegalauan dari alam ku yang raya.

Ku hendak Tanya pada limpahan air laut dan samudera yang membentang luas,

Mengapa negeri tiada henti di rundung murka Kuasa?

Datanglah tiba –tiba suara gemuruh dari cakrawala:

“ wahai manusia di gugusan khatulistiwa,,,,tiada henti badai murka kan datang selama kalian terus saja berbondong-bondong untuk menhancurkan negeri itu”

“ selama yang kalian puja dan anggap pemimpin,, sibuk bermain api dan dusta”

Ya Tuhan ,,, seperti itukah harga negeriku,,

Negeri tempat pijakan keindahan sempurna,,

Para pemimpin, dengarlah suara dari cakrawala itu

Lihat kami yang tengah bergantung padamu

Atas murka durja dan segala sakit ini

Pemimpin ku,,

Lihatlah segala tangis yang tiada mengalir dari ribuan bahkan jutaan tangan kecil yang terbelit “busung Lapar”

Pemimpinku,,,

Lihatlah,,,,ribuan bahkan jutaan kertas hijau biru dan merah itu mengalir keluar dari pundinegeri ini ke kantong besar dasamuka.

Pemimpinku,,,,

Lihat dengan jelas,,, ribuan sekolah roboh ditengah ribuan juga bangunan maha indah yang di buat dari kertas colongan itu??

Lihat itu,,, pemimpinku,,,,

Lihat sandaran kami yang kian rapuh di pundakmu,

Dengan segala keluhan kami di bumi gemah ripah loh jinawi

Tak heran ,,, sang Pemilik alam murka pada kami,,

Agar kami ingat,,, agar kami kembali menyembahNya

Agar kami kembali memujaNya

Agar kami kembali berserah padanya,,,

Bersama kalian juga para pemimpinku…

Bukan hanya pada pemimpin yang entah dimana

Yang jaraknya bahkan saat ini lebih jauh dari jarakMu ,,,,, sang Pemilik alam.

Renungku dan akhirnya,,,,jatuhlah tangis ini,,,,

Berharap pemimpinku,,,, sedekat Engkau ya Tuhan,,,

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun