Mohon tunggu...
gita akmal kusnandar
gita akmal kusnandar Mohon Tunggu... -

Pensiunan Mobil Oil Indonesia, Inc.,Almamater Univ. Prof. DR. Moestopo, Ibu dari Tia (Bank Niaga Bintaro & almamater BINUS) & Moh. Iqbal (almamater ITKP & bekerja di DM Pratama dan pernah magang di DWI SAPTA), isteri dari Kusnandar karyawan Fluor Danniel Indonesia, penyayang anak kecil yg lucu,hobby membaca & berenang, ingin menjadi PENULIS TERKENAL seperti sobatku mas Arswendo Atmowiloto yg ngasih buku SUDESI (Sukses Dengan Satu Isteri) tadi pagi di kampus LSPR.Putri dari Drs. Akmal Yunus, dosen Uncen, mengarang lirik lagu "Oh, Jauh di Mata, dll.". Insya Allah dengan bergabung di Kompasiana, bakat menulisku muncul dan dikenal orang2, (maaf, tapi aku takut terkenal, nanti turun dari mobil aja di desak2 dan dikerumun wartawan, kaya Oom Susno Aji or Antasari, he..he..he..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Keluarga Utuh & Harmonis

1 September 2014   00:46 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:58 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Setiap pasangan yang akan menikah atau pun yang sudah menikah tentulah menginginkan rumah tangganya berjalan mulus, membentuk SAMAWA (Sakinah Mawaddah Warahma) sesuai harapan kedua orang tua, keluarga besar, sahabat-sahabat dan teman-temannya. Namun dalam perjalanannya, tidak mudah untuk mempertahankan keluarga utuh dan harmonis sampai pernikahan emas dan kalau bisa lebih dari itu. Diperlukan niat kedua belah pihak dari lubuk hati yang paling dalam untuk tetap mempertahankan rumah tangganya yang telah mereka bina bertahun-tahun. Apalagi mereka telah dikaruniai anak-anak yang sehat yang telah menyelesaikan kuliah mereka, bekerja di kantor yang bagus masa depannya dan memperoleh berbagai benefit, memiliki rumah sendiri walaupun tidak sebesar rumah-rumah di Menteng. Penghasilan lumayan, dan menerima pensiunan dari kantornya terakhir. Lebih tragisnya lagi mereka telah dikaruniai cucu-cucu yang lucu dan sehat, tapi kenapa diusia perkawinan mereka yang sudah puluhan tahun tetap BERCERAI? Tentunya kita masih ingat kasus bapak Moerdiono, di mana beliau meninggalkan isteri pertama dan anak-anak yang telah dewasa tanpa harta, kasus bapak Yusril Ihza Mahendra yang menikahi gadis asing dan meninggalkan isteri pertamanya yg ngoboy kata orang-orang, karena asal suaminya bukan minta oleh bahan, perhiasan,dan alat-alat rumah tangga lainnya melainkan minta sepatu Boat. Juga, kasus Koes Hendratmo artis penyanyi yang menjadi Host "Bersatu Dalam Melodi" TVRI tempoe doeloe, di mana meninggalkan isteri pertamanya yang gadis Minang sesudah menikah 41 tahun dengan alasan sudah tidak ada ketidak cocokan lagi, yang lucunya tanggapan isterinya, masa menikah 41 tahun baru sekarang mengatakan tidak cocok, lha anak-anak, cucu-cucu yang hadir bukan bukti kebahagiaan selama ini, bilang aja kalau mas Koes sudah bosan sama aku" kata isterinya, dan lain-lain contoh yang tidak masuk akal untuk berpisah. Ada juga kisah ibu temanku, meninggalkan suami dan anak-anaknya sesudah mengantarkan mereka menikah dan menyusul ex pacarnya di Amerika dll. dll. Sungguh sesuatu hal yang tidak mudah kita pahami mengapa mereka tega melakukan hal itu, kita hanya melihat dari luar saja dan tidak merasakan gejolak hati mereka dengan pasangan mereka masing-masing. Sebetulnya mempertahankan rumah tangga itu "Susah-susah gampang" atau "Ngeri-ngeri sodap atau sodap-sodap ngeri, tagline-nya Soethan Batugana, asal kedua belah pihak sama-sama berusaha mewujudkan keluarga utuh dan harmonis sepanjang hidup mereka. Insya Allah, rumah tangga saya tgl 5 Juli tahun depan akan tepat 35 tahun pernikahan. Menurut pengalaman, pengamatan, analisa maupun kisah-kisah anggota keluarga sendiri maupun kisah orang-orang terkenal lainnya, ada beberapa tip untuk memiliki rumah tangga yang harmonis a.l.:

a. Setiap pasangan harus peka, apabila ada hal-hal yang tidak biasa dilakukan pasangannya.

b. Setiap pasangan harus masuk ke keluarga besar pasangannya, agar dapat menjalin hubungan yang harmonis dengan mertua dan adik kakak pasangannya.

c. Apabila terjadi perselisihan, diselesaikan internal dahulu, misal isteri mengadu ke keluarga suami dan suami ke pihak isteri, karena mereka akan berusaha mendamaikannya karena mereka menyayangi pasangan tersebut apalagi sudah memiliki cucu-cucu yang lucu-lucu.

d. Sebaiknya setiap pasangan kenal baik teman-teman pasangannya di kantor, kalau bisa sering-sering ikut "Family Day".

e.  Harus senantiasa mengingat moment sakral saat pernikahan, di mana kedua-nya berjanji untuk membentuk rumah tangga yang diridhoi Allah SWT.

f. Hendaknya memiliki sifat Taqwa (merasa diri selalu diawasi oleh Allah (al-Baqarah:183) sehingga memiliki rem-rem apabila hendak melanggarnya.

g. Selalu bersyukur (2:185), dan hidup Lurus (2:186) yaitu membiasakan diri hidup sesuai ajaran agama.

h. Selalu berdoa kepada Allah, agar senantiasa diberi murah rizki, rizki yang halal, mohon kepada Allah agar disayangi/dibantu/dipermudah oleh orang-orang dalam menjalani hidup ini.

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi siapa pun, di mana pun, insya Allah rumah tangga kita masing-masing selamat sampai di penghujung usia kita ,dan kita mewariskan yang baik-baik saja bagi anak keturunan kita, tentunya kita tidak ingin mengalami hal menyedihkan bagi seorang pembesar di akhir hayatnya yaitu bapak Moerdiono seperti yang ditulis oleh Poppy Dharsono (salah satu istri Moerdiono) dalam bukunya ............. (maaf lupa judulnya) yang menyatakan keluhan, curhatnya Moerdiono kepada Poppy Dharsono yaitu "Hanya satu yang membuat bapak tidak bahagia di akhir hidupnya yaitu tidak memiliki keluarga utuh yang harmonis".......

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun