Kanada: Kanada melegalkan ganja untuk penggunaan rekreasi pada Oktober 2018, menjadi salah satu negara G7 pertama yang melakukannya. Langkah ini telah menciptakan industri ganja yang besar dan berkembang di Kanada, yang mencakup produksi, penjualan, dan turisme ganja.
Belanda: Belanda memiliki pendekatan yang lebih liberal terhadap ganja, dengan melegalkan penjualan ganja di coffee shop tertentu sejak tahun 1976. Meskipun ini telah menarik wisatawan ganja ke negara tersebut, Belanda juga menghadapi tantangan seperti peredaran ganja ilegal di luar coffee shop yang berlisensi.
Portugal: Portugal tidak sepenuhnya melegalkan ganja, tetapi pada tahun 2001, negara ini memutuskan untuk menghapus sanksi pidana bagi pemilik kecil ganja dan menyalurkan lebih banyak sumber daya ke rehabilitasi daripada penegakan hukum. Langkah ini dianggap berhasil dalam mengurangi jumlah penyalahgunaan narkoba dan penyalahgunaan narkoba terkait.
Dampak dari melegalkan ganja dapat bervariasi tergantung pada konteks politik, sosial, dan ekonomi masing-masing negara. Beberapa dampak yang sering dikutip termasuk peningkatan pendapatan pajak dari penjualan ganja, pengurangan angka kejahatan terkait narkoba, peningkatan akses ke pengobatan alternatif untuk pasien, serta pembentukan industri baru yang menciptakan lapangan kerja. Namun, juga ada kekhawatiran tentang potensi penyalahgunaan, peningkatan risiko kesehatan masyarakat, dan dampak sosial lainnya. Oleh karena itu, setiap negara yang mempertimbangkan legalisasi ganja harus mempertimbangkan dengan cermat berbagai faktor tersebut.