Pendahuluan
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan fondasi krusial dalam perkembangan karakter anak. Dalam pengamatan ini, saya fokus pada seorang anak TK kelompok B berusia 5 tahun yang merupakan murid dari les yang ibu saya. Tujuan studi ini adalah untuk mengembangkan sikap positif melalui kegiatan belajar, termasuk membaca, menulis, belajar doa, serta pembentukan karakter sehari-hari, sehingga anak tersebut dapat memahami materi yang diajarkan oleh guru di sekolah.
Pengamatan ini bertujuan untuk mengevaluasi bagaimana pendidikan moral dan agama mempengaruhi perkembangan kepribadian anak usia dini. Peran pendidikan moral dan agama semakin diutamakan dalam melindungi anak dari pengaruh negatif dan membantu mereka tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik.
Deskripsi Realita
Selama pengamatan saya di rumah, saya memperhatikan ibu saya yang mengajarkan murid lesnya yang berusia 5 tahun, seorang anak TK, bukan hanya mengenai tugas les, tetapi juga mengenai nilai-nilai moral dan keagamaan. Contohnya, murid les ibu saya yang bernama Olive, yang terkadang enggan untuk belajar. Namun, ketika orang tua membujuknya, ia mau belajar. Pada saat itu, orang tua saya memberi tahu Olive bahwa dia akan belajar tentang hewan, dan dia pun mengikuti instruksi tersebut. Ketika saya bertanya mengapa Olive mengikuti les, ia menjawab bahwa ia melakukannya karena disuruh oleh ibunya, dan jika tidak les, ia tidak diperbolehkan bermain. Dari sini, dapat disimpulkan bahwa pemahamannya tentang pentingnya mengikuti les sangat terbatas, karena fokus utamanya adalah bermain; ia hanya mengikuti perintah.
Kerjasama antara guru di sekolah, orang tua, masyarakat, dan juga guru les yang mengajarkan keahlian membaca, menulis, dan berdoa setiap hari sangat penting untuk mendukung perkembangan moral anak. Pengamatan ini menekankan perlunya pendidikan akhlak dan agama agar anak dapat berkembang menjadi individu yang cerdas dan bertanggung jawab. Namun, tantangan tetap ada.
Analisis Teori
Berdasarkan teori Jean Piaget, anak yang berusia 5 tahun berada dalam tahap pra-operasional (2-7 tahun). Pada tahap ini, anak memiliki kemampuan untuk berpikir secara simbolis, meskipun keterampilan pemikiran logisnya masih terbatas dan cenderung egosentris (berfokus pada perspektif pribadi mereka).
Observasi yang dilakukan oleh Lev Vygotsky memperkenalkan konsep zona perkembangan proksimal (ZPD), yaitu jarak antara kemampuan seorang anak melakukan tugas dengan bantuan dan kemampuan untuk melakukannya secara mandiri. Hal ini menunjukkan pentingnya pendampingan yang sesuai untuk membantu pemahaman materi dengan lebih baik.
Perkembangan Oliv dapat dianalisis melalui kerangka teori Piaget dan Vygotsky. Untuk memahami konsep dengan lebih efektif, Oliv memerlukan metode pembelajaran yang berbasis eksplorasi, visual, permainan, serta pendampingan yang konsisten.
Solusi aplikatif