Mohon tunggu...
Veronica Um Kusrini
Veronica Um Kusrini Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Berminat pada dunia pendidikan dan tulis-menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kurikulum 2013: Tantangan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

19 November 2014   18:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:24 695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Judul buku: Bahasa Indonesia 1 untuk Kelas VII SMP

Pemgarang: Asep Ganda Sadikin

Akhmad Sofyan

Rosida Amalia

Mulyati

Penerbit: Grafindo Media Pratama

Kota terbit: Bandung

Tahun terbit: 2014

Tebal: xv + 216

Perubahan kurikulum yang terjadi sebagai akibat dari konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan ilmu pengetahuan dalam masyarakat berbangsa dan bernegara selalu harus diikuti dengan perangkat-perangkat pendukung yang diharapkan mampu membantu mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perangkat tersebut perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di dalam masyarakat. Salah satu perangkat yang tak pernah bisa lepas dari dunia pendidikan –dalam hal ini adalah dunia perkurikuluman- adalah buku. Buku sebagai jendela dunia – demikian pepatah mengatakan- masih merupakan salah satu sumber yang banyak dibutuhkan sekaligus dicari baik oleh para siswa ataupun para pendidik, walalupun sumber yang lain sebagai bahan eksplorasi dapat pula ditemukan, media internet salah satu contohnya.

Hal inilah yang disampaikan oleh Asep Ganda Sadikin dan kawan-kawan dalam buku yang berjudul Bahasa Indonesia 1 untuk Kelas VII Sekolah Mengengah Pertama. Buku yang dicetak perdana pada tahun 2014 ini merupakan salah satu jawaban dari tantangan perubahan kurikulum yaitu Kurikulum 2013 (K13). Sebuah usaha yang perlu mendapat apresiasi tentu saja, karena cepat dan tanggapnya Asep Ganda Sadikin dan tim di dalam menyajikan buku ini sebagai sebuah jawaban dari kebutuhan para siswa dan juga para guru, mengingat K13 juga masih terhitung baru dengungannya.

K13, selain dengungannya yang baru, juga mempunyai beberapa perbedaan konsep baru dari kurikulum sebelumnya. Secara mendasar ada empat elemen perubahan dalam K13 yakni Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi (Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar), Standar Proses, dan Standar Penilaian. Buku ini dirancang untuk bisa memenuhi standar yang telah ditentukan oleh K13. Pada bagian Kompetensi Inti (KI) yang ingin dicapai, penulis menyajikannya dalam bentuk kolom khusus yang diberi nama “Karakter Budaya Bangsa yang Diharapkan”, sebagai salah satu contoh yang terdapat pada halaman 2, karakter budaya bangsa yang diharapkan adalah bersahabat/komunikatif, gemar membaca, jujur, kreatif, kerja keras, rasa ingin tahu, dan semangat kebangsaan.

Pembentukan karakter yang baik sebagai salah satu tujuan dalam K13 juga tidak luput dari perhatian penulis, hal ini secara eksplisit tercermin di dalam kalimat-kalimat singkat yang terdapat pada kolom “Aku cinta Indonesia, Membangun Karakter”, misalnya pada halaman 40 dikemukakan bahwa Bahasa Indonesia adalah bahasa utama di Negara ini. Namun, perkembangan zaman dan sifat terbuka terhadap budaya asing menjadikan penggunaan bahasa Indonesia kian luntur dari lisan kita. Apa upayamu untuk menyikapi hal tersebut? Pertanyaan yang terdapat pada akhir kalimat itu sebenarnya merupakan ajakan tak langsung baik kepada para terdidik maupun para pendidik untuk turut serta memikirkan apa yang mungkin selama ini terbengkalai. Hal ini juga diperkuat dengan adanya kolom “Kenali Tokoh” kolom ini berusaha untuk mendekatkan para tokoh sastrawan yang dimiliki oleh bangsa ini kepada para peserta didik. Tak hanya berhenti sampai di situ, upaya pembentukan karakter juga dilakukan melalui kolom “Perlu Diteladani” kolom ini berisi bacaan singkat tentang sikap-sikap yang perlu diteladani dan dikembangkan oleh para siswa diperkuat pula dengan kata-kata mutiara yang terdapat pada halaman-halaman tertentu. Beberapa hal yang terkait langsung dengan materi pelajaran Bahasa Indonesia disajikan dalam buku ini misalnya “Kata Kunci”, “Cari Tahu”, “Luaskan Wawasanmu” bahkan terdapat pula “Refleksi” yang berisi manfaat pelajaran yang dapat dirasakan baik langsung maupun tidak langsung dalam kehidupan sehari-hari.

Selain ingin mengembangkan sisi karakter, budi pekerti dan keagaman, materi pelajaran Bahasa Indonesia pada K13 juga ingin menjawab tantangan zaman untuk mempersiapkan generasi muda yang tangguh, mampu bersaing di era teknologi informasi. Dilihat dari sisi banyak sedikitnya materi, K13 untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII hanya terdiri dari lima materi yaitu teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, teks eksposisi, teks eksplanasi, dan cerita pendek. Terlihat tidak banyak memang, namun dilihat dari sisi kedalamannya, setiap materi ini menuntut siswa untuk berfikir secara runut, dimulai dari memahami teks, membedakan teks, mengidentifikasi kekurangan teks, menangkap makna teks, menyusun teks, menelaah dan merevisi teks, dan meringkas teks. Buku ini secara teratur telah memuat semua sesuai dengan tingkat kedalamannya pada setiap materi yang ada, yaitu teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, teks eksposisi, teks eksplanasi, dan cerita pendek. Selain itu terdapat pula latihan soal baik latihan semester maupun latihan untuk akhir tahun.

Secara umum buku ini telah bisa dikatakan mampu untuk menjawab tantangan K13, namun begitu masih ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian, misalnya ketiadaan materi untuk struktur setiap teks. Di dalam pelajaran Bahasa Indonesia, teks selalu terdiri dari struktur-struktur yang membentuknya sehingga menjadi sebuah wacana. Ketika siswa ditantang untuk mampu membuat teks eksposisi misalnya, maka secara implisit maupun ekspisit sebaiknya dicantumkan pula bagaimana struktur teks eksposisi. Selain itu akan lebih baik pula bila soal-soal untuk setiap materi ditambahkan, tidak hanya berupa pilihan ganda namun soal yang menuntut siswa untuk mampu menganalisis dan merevisi teks menjadi sebuah teks yang baik dan benar. Karena K13 juga bertujuan agar siswa mampu mempresentasikan hasil yang karya yang telah dibuatnya, mungkin akan lebih baik bila di dalam buku dicantumkan beberapa kriteria penilaian yang nantinya akan bisa menjadi patokan bagi siswa, misalnya untuk presentasi teks hasil observasi, apa sajakah yang menjadi kriteria baik buruknya presentasi itu, atau ketika menyusun teks eksposisi, kriteria apakah yang perlu siswa penuhi sehingga teks itu bias dikatakan baik. Dari sisi penulisan pun ada beberapa yang perlu diperbaiki, misalnya pada halaman 80, Memahami Teks Eksposisi. Pada penomoran jenis-jenis eksposisi, pada awalnya menggunakan angka 1 namun sampai pada nomor empat berubah menggunakan huruf e dan f. Hal yang tidak terlalu besar namun cukup menganggu (Veronica Um Kusrini)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun