Mohon tunggu...
Nur Sahara Br
Nur Sahara Br Mohon Tunggu... Mahasiswa - Fakultas Ilmu Budaya, Ilmu Sejarah

Hidup dengan penuh mimpi. Saat berhasil digapai,,gapailah mimpi lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Arsitektur Indische Empire Style sebagai Salah Satu Hasil dari Kebudayaan Indis

20 Juli 2023   10:41 Diperbarui: 20 Juli 2023   10:44 799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Tampak Depan Rumah Bergaya Indische Empire Style di Magelang, Jawa Tengah, pada 1900 Sumber: www.historia.id 

Iklim tropis  dan kondisi lingkungan di Indonesia yang berbeda dengan Eropa, membuat para bangsa asing yang tinggal dan menetap di Indonesia harus memutar otak untuk bisa beradaptasi. Selain perbedaan iklim, kurangnya ketersedian material dan perbedaan teknik yang digunakan di negara jajahannya juga menjadi alasan mereka melakukan modifikasi yang menyerupai desain di negara mereka yang sesuai dengan iklim di Indonesia yang disebut dengan Gaya Indische Empire Style (Hery Purnomo,dkk,2017: 24).

Arsitektur dengan gaya Indische Empire Style ini berkembang pada abad ke-18 hingga abad ke-19, sebelum terjadinya  "westernisasi" pada kota-kota di Indonesia di awal abad ke-20. Gaya Indisch ini muncul pertama kali di daerah tepian Batavia pada abad ke-17 hingga abad ke-18. Arsitektur dengan gaya Indisch ini merupakan tiruan dari gaya aristokratik kalangan atas orang-orang Eropa. Pada waktu itu, bangunan bergaya Indische Empire Style ini banyak digunakan oleh para pejabat VOC yang tinggal di daerah rural, dipinggiran kota Batavia. Biasanya rumah dengan gaya arsitektur ini disebut dengan Heerenhuizen dan landhuizen. Rumah ini bercirikan memiliki halaman rumah yang dikeliling oleh kebun-kebun yang luas.

Selain kebunnya yang luas, ciri khas bangunan dengan gaya Indis ini adalah atapnya yang memiliki struktur atap pelana atau prisai yang kebanyakan diadopsi dari rumah-rumah Jawa. 

Grace dan Yohan, 2011:26 mengatakan karakteristik arsitekturnya memiliki ciri denah simetri, dinding yang tebal, langit-langit tinggi, lantainya yang menggunakan marmer, ditengah ruang terdapat cetral room besar yang berhubungan langsung dengan beranda depan dan beranda belakang yang biasanya sangat luas. Di ujungberanda terdapat kolom Yunani (Doric, Ionic, atau Corinthia), berfungsi sebagai pendukung atap yang menjulang ke atas. Bangunan bercorak Indis juga menggunakan ornamen krepyak yang bertujuan mengatur sirkulasi udara dan cahaya, biasanya ornamen ini sering berada di rumah-rumah orang Jawa. Bangunan pada rumah Indis juga memiliki teras depan untuk bersantai dan terkadang digunakan untuk berpesta ini mengingatkan akan bangunan rumah-rumah Jawa yang memiliki pendopo diteras rumahnya. 

Seiring bertambahnya waktu dan kota-kota semakin padat, maka gaya arsitektur Indis ini mulai menyesuaikan diri dengan keadaan. Di daerah-daerah gang yang sempit di perkotaan banyak rumah yang dibangun dengan gaya ini mulai menyesuaikan diri dengan kondisi setempat pada akhir abad ke-19. Barisan-barisan kolomnya yang ada didepan juga mulai digantikan dengan pipa-pipa baja yang lebih ringan didatangkan langsung dari Belanda. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun