Mohon tunggu...
Siti Nurhayati
Siti Nurhayati Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Kuala Mandor B

Mewujudkan Akses Pendidikan yang Merata dan Berkeadilan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mewujudkan Akses Pendidikan yang Merata dan Berkeadilan

19 April 2017   05:37 Diperbarui: 30 Januari 2023   06:19 6592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pendidikan masyarakat di daerah perbatasan perlu diperhatikan karena selama ini pendidikan masyarakat daerah perbatasan atau daerah tertinggal kurang mendapat prioritas. Keengganan para pejabat pemerintah dan sulitnya akses menuju lokasi daerah perbatasan menjadi alasan utama masyarakat perbatasan kurang mendapat perhatian pendidikan. Ditambah lagi kecenderungan guru yang tidak tahan melaksanakan tugas di daerah pedalaman sehingga banyak sekolah yang kosong akibat kekurangan guru. Untuk mengatasi tidak meratanya persebaran guru, maka pemerintah sekarang ini lebih memfokuskan pada pengangkatan guru untuk ditempatkan di daerah perbatasan atau daerah tertinggal.

Membangun jaringan listrik di daerah-daerah tertinggal. Listrik merupakan sarana vital yang tidak dapat kita lepaskan dari kebutuhan sehari-hari. Untuk penerangan, menonton TV, menghidupkan komputer/printer dan peralatan elektronik lainnya. Tanpa jaringan listrik maka daerah akan semakin terisolir dan terbelakang. Sumber energi listrik bisa diperoleh dari air, diesel, panas bumi, mapun tenaga surya. Tentu saja harus mempertimbangkan kondisi daerahnya masing-masing. 

Dunia pendidikan jaman sekarang tidak terpisahkan oleh listrik, oleh karena itu untuk mengubah daerah tertinggal menjadi daerah yang maju listrik mutlak harus tersedia. Pemerintah harus cepat membuat trobosan membangun proyek-proyek listrik daerah tertinggal sehingga dengan adanya program listrik masuk desa akan memicu pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru yang bisa mengangkat derajat daerah tertinggal menjadi daerah yang maju.

Membangun dan menyediakan akses internet untuk daerah tertinggal. Internet di jaman sekarang ini merupakan sebuah kebutuhan penting untuk : mencari informasi, media sosial, berbisnis, pendidikan, dan lain sebagainya. Jaringan internet belum tersedia secara merata di Indonesia terutama belum menjangkau wilayah-wilayah pedalaman atau terpencil. Jaringan internet baru sebatas di kota-kota besar. Padahal arus informasi global sekarang ini yang paling gencar dan cepat lewat internet, bisa dibayangkan jika sekolah belum memiliki akses internet maka akan tertinggal dengan sekolah-sekolah unggulan yang kesemuanya menggunakan basis digital dan elektronik. Tak bisa dipungkiri bahwa masuknya jaringan internet memegang peranan penting dalam mengubah dunia pendidikan. 

Perubahan besar dunia pendidikan terlihat di era digital sekarang ini, maka jika ingin dunia pendidikan kita maju harus beralih dari era pendidikan konvensional menjadi era pendidikan digital. Sebuah harga yang tidak murah karena alat digital seperti komputer, printer, infokus, modem, dan peralatan elektronik lainnya harganya lumayan mahal sehingga hanya sekolah-sekolah tertentu yang mampu mengadakannya. Oleh karena itu supaya akses pendidikan dapat dirasakan secara merata dan berkeadilan ke depan pemerintah harus memikirkan ini sehingga tidak ada lagi muncul istilah sekolah maju dan sekolah tertinggal.

Memperbanyak titik jaringan telekomunikasi.Terutama daerah-daerah pedalaman yang yang memiliki kontur pegunungan. Kondisi geografi pegunungan akan menghambat penyebaran sinyal telekomunikasi, sehingga praktis daerah yang terhalang pegunungan apalagi terletak di lembah pegunungan akan sulit melakukan komunikasi lewat handphone, padahal komunikasi merupakan hal yang sangat penting untuk berbagi informasi secara cepat. Bisa dibayangkan jika kita tidak bisa berkomunikasi dengan pihak lain, maka kita seperti berada di tempat yang sepi dan terasing. 

Lain halnya walaupun kita berada di daerah terpencil dan jauh di pedalaman asalkan kita dapat berkomunikasi kita tidak merasa jauh, tertinggal, dan terasing, karena tidak ada batas antara kota dengan desa, tidak ada batas antara daerah maju dengan daerah tertinggal, semua dapat mengakses informasi dan berkomunikasi di manapun kita berada. Jika seluruh daerah di Indonesia terjangkau oleh informasi dan komunikasi maka untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, merata, dan berkeadilan Insya Allah akan mudah terwujud.

Membentuk relawan atau tenaga pendamping pendidikan untuk daerah tertinggal.Melalui program kerja sama dengan perguruan tinggi untuk menghimpun sarjana-sarjana pendidikan yang siap mengabdikan diri untuk kepentingan bangsa dan negara. Mereka bisa diberdayakan sebagai ujung tombak untuk membuka daerah-daerah terisolir di Indonesia sehingga pada akhirnya daerah-daerah yang tadinya tertutup dan tertinggal secara perlahan dapat berhubungan dengan dunia luar. 

Prinsipnya seperti Kuliah Kerja Nyata (KKN) tapi lebih dipertajam khusus untuk menjangkau daerah-daerah tertinggal dan terbelakang. Pemerintah dapat mempertimbangkan langkah ini, tentunya keperluan hidup sehari-hari para relawan juga harus diperhatikan. Jika program ini berhasil dilaksanakan, kualitas pendidikan akan merata di Indonesia sehingga anak-anak meskipun berada jauh terpencil di pedalaman tetap merasakan nikmatnya arti sebuah pendidikan.

Itulah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mewujudkan akses pendidikan yang merata dan berkeadilan. Sehingga akses pendidikan tidak hanya dinikmati oleh sekolah-sekolah unggulan yang berada di kota saja akan tetapi sekolah yang berada di daerah terpencil dan di pedalaman tetap dapat menikmati majunya perkembangan pendidikan. Tentu kita merasa prihatin di jaman modern sekarang ini ada satu sekolah yang memiliki komputer berlebih sementara di sisi lain ada sekolah yang kekurangan komputer. 

Ada sekolah yang bisa menikmati akses internet sementara ada sekolah yang tidak bisa menikmati internet. Realitanya bisa kita lihat pada saat ujian tahun ini ada sekolah yang ujian berbasis komputer (UNBK) ada pula sekolah yang masih ujian berbasis kertas dan pensil (UNKP). Di sini terasa bahwa akses pendidikan belum sepenuhnya merata di negeri ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun