Mohon tunggu...
Startika Indah
Startika Indah Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

dummy mommy

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Inilah yang Kumau Kau Tahu, Bu..

22 Desember 2012   07:55 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:12 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13561625011311013820

[sumber: appunti]

..

sungguh kau tak perlu tahu

…betapa dalam cinta yang sekian lama kuperam

…betapa besar kekaguman yang takkan lekang sekuat apapun itu pengekang …betapa tinggi hormat yang kujunjung walau rendah kudipandang orang

…betapakan terus kuupayakan doa yang sempulur ntukmu seorang

[-]

yang kau perlu tahu

…bahwa tak pernah sekalipun kusesali takdir sebagai anakmu

, andaikan kehidupan ini akan berulang, berulang dan berulang lagi, maka pilihanku hanyalah pada rahim kau! sebagai sebab hadirku di sini

[-]

dan yang harus kau tahu

…bahwa ada borok sesal yang hingga  hari ini masihku berkubang di dalamnya dan kuyakin itu takkan pernah berakhir, pada setiap

, muka masamku

, kekerasan hatiku

, mudahnya aku tersinggung

, malasnya aku dengan perintahmu

, muaknya aku pada aturanmu

, geramnya aku pada kata ‘jangan’ dan stempel ‘terlarang’ khas dirimu

, sulitnya aku menerima nasehatmu

, lelahnya aku pada segala anjuranmu

, dan ketidakmampuanku ‘menjadikan segalanya’ mudah bagimu

[-]

sedang yang harus kau garis bawahi

… adalah betapa tak terkatakan rasa syukurku

, terlahir dari rahimmu

, dan menjadi yang dititipkan

[sungguh, walau memang sempat kusalahkan kau, namun cepat kusadari bahwa situasi dan kondisi yang memaksamu itulah justru yang telah memperkayaku. Kau tak pernah salah dengan keputusan di masa lalu. Itu sesuatu yang kini amat kusyukuri… Itulah hari penentu bagi kelangsungan hidupku. Kalau tak ada hari itu, hari dimana kau paksa-lepaskan aku dari dekap-kasihmu, maka tak akan pernah ada aku yang sekarang ini dengan kemampuan bertahan yang kadang membuatku takjub sendiri, dan mungkin tak akan ada kenangan hebat tentangmu hinggaku terus mengkultuskan dirimu dengan doa disertai pengharapan yang tertuju hanya kepadamu. Jadi, jangan pernah menyesali keputusanmu, hentikanlah rasa bersalah, dan kumohon… bercerailah sekarang juga dengan segala caci makimu pada masa lalu].

[-]

lalu yang sebaiknya kau ingat

…adalah aku yang sangat bangga padamu yang tak berpikir dua kali tuk lepas selendang harga diri dan menukarnya dengan celemek sahaya

, bahwa segala hedoni yang tak sudi menghampiri, bukanlah penghalang untukku memperkaya diri

, bahwa akan kulepas jiwa saat itu juga, andai kau tuntut kembali ruh yang telah kau gadaikan ini kepadaku, ingatlah itu, Ibu, sebab kaulah tuhanku di dunia

[-]

sedangkan, bila kuperoleh ijin darimu tuk menyampaikan apa yang kumau darimu,

…adalah banjiri hatimu dengan cinta, walau tulang belikat itu mungkin dipasangkan secara paksa

…selubungi bibir cantikmu dengan muhasabah, walau tiang di rumah itu selalunya rapuh seperti pelepah

…taburi la’ilmu dengan maaf yang berlimpah dan ikhlas yang luas, pada kelana yang telah diutusNya ‘ntuk taburkan benih di ladang suburmu itu, sebab tanpanya takkan pernah ada kami, si pancuran kapit sendang sebutan yang kau gadang-gadang

[-]

terakhir yang kuharap darimu,

…adalah tanamkan dalam lembah pemikiran dan paksakan bila perlu,

, bahwa peluh yang kau kumpulkan telah ditukar dengan kami,

, airmata yang kau tumpahkan telah berubah wujud menjadi kami,

, derita yang kau sandang sekian lama ini telah dituai pada diri kami,

, harga diri yang kau lempar telah berbunga menjadi kami,

, bahwa tak ada yang sia-sia dari jalur luka memanjang di paruh hidupmu dengan adanya kami…

[-]

duhai kau, yang telapak kakimu sanggup kuciumi dan akan kubasuh lima kali sehari dengan airmata suci…

…telah lama kusadari, kupahami, kumaklumi, walau tak mungkin kusampaikan secara terbuka karena mafhum pada sifatmu yang tiada dua… , bahwa hanya dengan puisi tak bermakna ini sajalah kiranya dapat kusampaikan segenap isi hati,

, bahwa hidup adalah tentang pilihan, namun dapat kupastikan tak akan jatuh sebuah pilihan walau kau begitu mulia hingga surga sepantasnya menjadi jejak kakimu, bahkan ketika tiang keropos itu mungkin sepantasnya mubah dijarah rayap

, bahwa tiang rapuh itu setia mendampingi dan terus berupaya tegak berdiri, lihat dan tataplah tanpa henti, bukankah ia tak bergeser sesenti dan tetap ada disisimu sekian lama ini ?

, bahwa banyak kekurangannya sungguh bukan kesalahannya, tak pernah menjadi kemauannya, mustahil juga pilihannya, itu takdir yang tak mampu dia ubah dan harus kau terima dengan hati membenua...

, bahwa mata, hati, cintanya tak pernah tergerus luka dan terus tertuju hanya padamu, tak pernah setitikpun terbersit ‘ntuk berpaling walau sekeras apapun kau kepadanya, sebenci apapun kau terhadapnya, seburuk apapun kau memperlakukan keluarganya, sekeji apapun kutukanmu untuknya, sedingin apapun hati yang kau persembahkan kepadanya, setawar apapun cinta yang semestinya hangat baginya,

, bahwa aku sangat percaya, kau dan tulang belikatmu itu adalah pasangan sempurna, panci dan tutupnya, mur dan bautnya, anak kancing dan lubangnya, sepasang yang berjodoh atas ridha Allah agar kami ada untuk memanggilmu ; ibu, bapak

[-]

Itu sajalah,

…yang kumau kau tahu, Bu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun