berseteru
mendadak menjadi fardhu
dunia maya meningkat seru
sejak surat yang dilem ludah bau
tebarkan saling caci sekeras kokok si Jalu
ratu yang belagu
kan setara dengan babu yang wagu
bila abaikan kesantunan berperilaku
dan derajat pun layu
sedang babu yang kemayu
pun tak ubahnya ratu saru
saat bertutur tak ubahnya Wau-wau
[]
siapapun kau
ratu atau babu
mengapa harus begitu
bukankah akan lebih syahdu
bila kau dan aku
bahu membahu
kendalikan diam dan tinggikan tawaddu
jaga maruah sebagai seorang ibu
sebab hati kitapun telah tahu sama tahu
tentang sejarah dan aib yang sejatinya tabu
untuk diumbar atau kita memang tak tahu malu
ratu
atau
babu
pikirkan dua kata yang lugu
dua sebutan yang saling perlu
sebab tak akan ada ratu
bila alpa kinerja si babu
dan tak akan ada gemerincing di saku
yang ceriakan hati babu
bila terhenti dolar dan dinar melaju
dari rekening ratu
[]
berhentilah berjibaku
dalam kata setajam sembilu
cemooh asu
atau olok-olok tak lucu
apapun itu
hanyakan perpanjang derita di kalbu
mari, ambil air wudhu
lalu duduk bersama di bangku kayu
setarakan dagu
sejajarkan bahu
tanggalkan mahkota ratu
dan lipat terlebih dahulu
celemek babu
mari, bicarakan apa yang mengganjal di hatimu
hatiku, hati kita berdua, kau dan aku
usirlah galau
karena rasa malu
usah ragu
menukil rindu
sebutlah maaf jangan mulutmu terus diwiru
dan ku takkan meragu
julurkan tangan memohon afwanmu
agar persoalan keluar dari rancu
agar dendam lekas dihalau
dan hati yang semula tatu
tergerus oleh deru debu
kembali selembut beludru
terjaga indah dalam cupu
setelahnya damai dalam kidung merdu
mari bersama kita serbu
kaukah si babu,
akukah sang ratu
atau kaukah sang ratu
dan aku si babu
sepertinya bukan itu
yang akan ditanyakan dalam kubur batu
Tuhan hanya mau
bekalmu penuh, untuk jalan yang kan dituju
jadi, sekarang terserah gue ‘n lu
akankah terus umpatan diadu
atau ketok palu
pada tengkar yang ngga ku’kuu…
oke deh, demikianlah bapak dan ibu
makaten kemawon, ndara kakung lan ndara ayu
kaya kuwe baen, kakang karo mbekayu
kubuat sambil lalu
tapi semoga saja payu
hehehe, iya aku mengaku
dalam hati berharap doku
seperti janji sigaraning nyawa tuan arab badu
ning, angger ora detuku
ya, idhep-idhep ngasah utek ben ora beku
ngajar driji ben ora kaku
nglatih ilat ben ora kelu
merga sejam kesuwen kemu
karo mecucu
[]
baiklah kalau begitu
aku pamit dulu
tapi sebelum kuberlalu
tak lupa kuraih sesuatu
adalah gincu
sanguku nggaru
eh, sapa tau
di pematang kelabu
kepethuk karo ratu
sing agi nggolet babu
utawane ngempit recehan nggo aku
si tukang ngluku
~~
Mohon maaf untuk setiap kata yang tidak berkenan, tak ada niatan lain kecuali turut berpartipasi dengan harapan yang terselip semoga pupus sudah apapun persoalan yang pernah terjadi
Kosa-kata: wagu=aneh; saru=tak pantas; diwiru=dilipat; afwan=maaf; tatu=luka; makaten kemawon=begitu saja; ndara kakung lan ndara ayu=tuan dan nyonya; kaya kuwe=begitulah, payu=laku; sigaraning nyawa=garwa/istri; ning, angger ora detuku=tapi, kalau tidak dibelipun; ya, idhep-idhep ngasak utek ben ora beku=hitung-hitung mengasah otak supaya tidak beku; ngajar driji ben ora kaku=mengajar jari supaya tidak kaku; nglatih ilat ben ora kelu=melatih lidah supaya tidak kelu; merga sejam kesuwen kemu=karena sudah satu jam kumur-kumur; karo mecucu=dan mulut mengerucut; sanguku nggaru=bekal ke sawah; kepethuk karo=berpapasan dengan; sing agi nggolet=yang sedang mencari; utawane ngempit recehan nggo aku=atau sedang menyimpan uang receh untukku; si tukang ngluku=si petani
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H