Malam itu, kau datang ke dalam bunga tidurku. Aku tidak sadar bahwa aku bermimpi dikala jiwaku sedang kembali kepada Yang Maha Kuasa.
Aku melihatmu dengan seragam putih abu-abu, ciri khas mu di masa itu. Kau ditemani dua orang temanmu dan aku hanya seorang diri yang sedang sibuk dengan lembutnya aliran sungai yang membasahi kaki.
Temanmu berucap untuk mengambil gambar, tapi tidak ada yang menghiraukan ucapannya. Kau terlihat begitu masam ketika melihatku. Masam dan kerut keheranan. Aku memang wajah dan perasaan bingung.Â
Aku bangun dari itu semua dengan rasa bingung. Tapi, aku ingat satu hal, kau pernah berkata, "Jika seseorang masuk ke dalam mimpimu, maka boleh jadi ia sedang memikirkan dirimu." Aku ingat hal itu hingga saat ini.Â
Jika itu hal yang bisa dibenarkan, aku hanya ingin sampaikan, "aku baik-baik saja di sini, semoga kamu juga baik-baik di sana."Â
Kalau lah tuhan mengizinkan, aku akan bercerita tentang mimpi ini kepadamu.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H