1. para pengemudi opang biasanya mempunyai motor yang masa pajak dan plat nomornya sudah kadaluarsa
2. tidak bisa mengoprasikan smartphoneÂ
3. tidak tahu lokasi sepenuhnya di daerah mereka tinggal.
menurut saya dari 3 faktor tersebut ada 1 hal penting yang sebenarnya bisa ditarik benang merah permasalahannya yaitu bahwa para driver opang sesungguhnya "tidak mau belajar" karena pada dasarnya tidak ada satupun manusia yang bodoh. Ketika mereka memberanikan diri untuk keluar dari zona nyaman mereka maka permasalahan yang selama ini mereka hadapi bisa terselesaikan.
Dengan berbagai permasalahan yang terjadi maka perlu adanya sinergitas dan kerja sama dari berbagai pihak agar permasalahan antara driver online dan konvensional ini bisa berakhir.
Dari pihak driver seharusnya mereka saling mengerti dan menghargai karena toh pada dasarnya rejeki manusia sudah ada yang mengatur.
Pun dari pihak pembuat aplikasi ini diharapkan bisa menjamin keselamatan para penggunanya dan menjamin kesejahteraan para pengemudi supaya perusahaan mereka bisa tetap eksis.
point paling sentral yaitu peran pemerintah yang harus turun tangan untuk membuat kebijakan yang tegas dan adil supaya problem ini bisa diselesaikan dengan tuntas. Harus ada suatu kebijakan win-win solution agar kedua belah pihak tidak ada yang dirugikan.Â
Dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat rasanya mustahil jika moda online ini harus dihapuskan ditengah banyak pengguna yang menggandrunginya. Jika dibiarkan berlarut-larut maka korban jiwa akan terus bertambah dan tindakan kriminal akan semakin meningkat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H