Mohon tunggu...
tiara yusvani putri
tiara yusvani putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa keperawatan

saya berkepribadian suka menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Tindakan Impulsif Terhadap Peristiwa Tewasnya Santri Pondok Pesantren Kedung Kenong

8 Oktober 2024   10:05 Diperbarui: 8 Oktober 2024   10:31 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pengaruh Tindakan Impulsif terhadap Peristiwa Tewasnya Santri Pondok Pesantren Kedung Kenong Madiun

Anak-anak yang mulai memasuki kelompok usia remaja adalah masa paling penting dalam kehidupan manusia. Pada fase ini manusia akan mulai mencari jati diri masing-masing sehingga di dalam fase ini manusia akan cenderung memiliki keingintahuan yang tinggi dan kerap kali melakukan eksplorasi terhadap banyak hal yang bahkan dapat mengancam keselamatan nyawa. Pada fase ini banyak anak tidak menggunakan logikanya secara matang dan berpikir terburu-buru. Hal tersebut yang melatarbelakangi tindakan impulsif yang kerap kali dilakukan anak-anak yang memasuki usia remaja. Linear dengan pembahasan tersebut, Desa Rejosari tepatnya Dusun Ngujur, seorang anak laki-laki yang merupakan santri dari Pondok Pesantren Kedung Kenong Madiun di temukan tewas di aliran sungai Ngujur.

Berdasarkan informasi yang didapatkan dari warga sekitar pondok, korban yang berinisial AGR berumur 12 Tahun tenggelam saat bermain botol di tepian sungai Ngujur bersama kedua temannya. Berdasarkan pengakuan saksi alias kedua temannya, peristiwa naas tersebut terjadi karena korban mencoba meraih botol berisi uang sisa jajan yang posisinya terbawa arus ke tengah. Motif korban melakukan tindakan tersebut karena diiming-iming oleh temannya jika berhasil meraih botol maka uang yang ada didalam botol akan menjadi miliknya, naasnya saat berada di tengah sungai tubuh korban terbawa hanyut terbawa arus sungai. Pada saat peristiwa naas itu terjadi, korban masih mencoba meminta tolong kepada teman-temannya yang berada dilokasi. Sayangnya kedua temannya tidak berhasil meraih dan menyelamatkan korban dari arus sungai. Oleh sebab itu, teman-teman korban segera mencari bantuan warga sekitar pondok, lalu pihak pondok pesantren langsung menghubungi kepolisian terdekat. Jenazah korban berhasil ditemukan sejauh 50m dari lokasi dalam waktu kurang dari 24 jam oleh tim SAR.

Berkenaan dengan informasi di atas, dapat diketahui bahwa tindakan impulsif yang dilakukan remaja memiliki efek yang signifikan, bahkan dapat mengancam keselamatan nyawa.
Tindakan impulsif mengacu pada tindakan yang diambil seseorang dalam menghadapi suatu hal tanpa memikirkan konsekuensi yang akan didapatkan dari tindakan yang diambil. Tindakan impulsif pada remaja dapat dilakukan secara sadar maupun sebaliknya, dalam beberapa kasus tindakan impulsif selalu dikaitkan dengan peristiwa psikologis seperti kemarahan yang meledak-ledak dan tidak terkontrolnya ucapan yang dikeluarkan, akan tetapi secara lebih luas tindakan impulsif mengacu pada hal-hal yang dilakukan tanpa pikir panjang seperti menyebrang jalan tanpa melihat kiri-kanan dan lain sebagainya termasuk mencoba mengambil botol berisi uang sisa jajan yang hanyut ke tengah sungai demi mendapatkan uang yang ada didalam botol tersebut.

Tindakan impulsif pada remaja cenderung dilakukan karena beberapa alasan, salah satunya dikarenakan pada fase ini perkembangan bagian otak pada remaja yang berfungsi untuk menentukan keputusan belum berkembang sempurna. Belum sempurnanya bagian otak ini menyebabkan remaja kerap kali mengambil keputusan secara sembarangan tanpa memikirkan konsekuensi yang akan diterima. Bagian otak yang bekerja untuk mengambil keputusan ini dinamakan lobus frontal yang terletak di belakang dahi, ada pun keterlambatan perkembangan otak ini disebabkan karena perkembangan otak berjalan dari belakang ke depan sehingga tak mengherankan apabila bagian lobus frontal mengalami keterlambatan perkembangan.

Linear dengan penjelasan dan kasus yang dipaparkan sebelumnya, dapat diketahui bahwa saat mengejar botol berisi uang sisa jajan yang hanyut, korban tidak memikirkan konsekuensi dari tindakan yang dilakukannya. Tindakan tersebut dilakukan secara spontan karena korban ingin mengambil botol berisi uang sisa jajan yang hanyut ke tengah sungai agar dapat memiliki uang yang ada didalamnya. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh tindakan impulsif terhadap kejadian tenggelamnya santri Pondok Pesantren Kedung Kenong Madiun. Demikian dikarenakan fase perubahan dari anak-anak ke remaja membuat remaja memiliki keingintahuan yang tinggi dan sehingga mereka senang bereksplorasi terhadap banyak hal. Fase ini menyebabkan remaja di usia ini cenderung bersikap impulsif.

Tindakan impulsif pada remaja ini kerap kali dilakukan secara sadar maupun tidak yang dapat menyebabkan konsekuensi tertentu bahkan mengancam nyawa. Hal ini disebabkan oleh belum sempurnanya bagian otak yang bernama lobus frontal yang mengatur tentang pengambilan keputusan. Maka dari itu, untuk mengurangi risiko yang dapat membahayakan nyawa, remaja harus berusaha berpikir  matang  terkait  konsekuensi  dari  tindakan  yang  dilakukan  sehingga  dapat
meminimalisir terjadinya kasus seperti tenggelamnya santri Pondok Pesantren Kedung Kenong Madiun akibat tindakan impulsif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun