Mohon tunggu...
Ibnu Hafidz
Ibnu Hafidz Mohon Tunggu... -

Gemar menulis adalah naluri, dan gemar memotret adalah nafas saya.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menyaksikan Keragaman Yogyakarta

27 Desember 2014   20:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:21 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kota dengan cirri khas budaya Keraton yang kental menjadikan Daerah Istimewa Yogyakarta(DIY), tetap berpegang teguh pada adat Jawa. Secara geografis Yogyakarta terletak di Jawa bagian tengah, diantara dua provinsi, yakni Jawa Timur dan Barat, daerah ini hidupdengan segala keragaman didalamnya.
Siang itu, sabtu 8 November 2014, terlihat wajah Yogyakarta berubah pesat dibandingkan beberapa tahun silam, keadaan kota yang semakin padat, adanya fasilitas trans yogya, hingga banyaknya para pengendara baik motor maupun mobil memberikan kesan bahwa struktur daerah Yogyakarta tidak lagi sama seperti dulu.


Terlihat seorang anak mengendarai sepeda dipinggir jalanan kota Yogyakarta

Perubahan memang sudah banyak terjadi di daerah Yogyakarta, karena banyaknya para pendatang yang menetap di daerah ini, namun pengendara sepeda, pengendara becak lajut usia(lansia), pengendara andong, pedagang lansia, serta masyarakat yang ramah, tetap tidak hilang didaerah Yogyakarta. Bermalam di Malioboro mengajak mata kita untuk menatap suasana yogya dimalam hari, para wisatawan baik didalam maupun luar negeri dari dulu hingga saat ini tetap banyak, karismatik kota inilah yang menjadikan Yogyakarta tetap ramai.

1419662454637117150
1419662454637117150


Toko bakpia patok dimalamhariramai dikunjungi oleh para pembeli, dan para tukang becak mecari
rezeki didepan toko.

Suasana dan situasi di Yogyakarta walaupun berubah drastis, tapi masih banyak juga terlihat masyarakat asli Yogyakarta, masyarakat dengan karakter orang jawanya nampak ketika adanya festival budaya setempat dan ketika adanya interaksi dengan seseorang yang bukan orang Yogyakarta.
Pagi, siang, sore dan malam hari suasana disini dipenuhi oleh para pekerja keras, dulu hingga sekarang suasana ini tetap ada.
Nampak seorang lansia yang berjualan makanan dipinggiran kota, para pemuda yang bergegas untuk kerja dan menuntut ilmu juga terlihat, ramah tamah pengendara becak, bus, andong dan alat transportasi lainnya pun tetap ada, ciiri khas kota dan masyarakatnya masih tetap muncul.

14196625571550482645
14196625571550482645


Toleransi antara pengendara becak dan mobil terlihat dalam lalu lintas Yogyakarta.

Yogyakarta memang berubah secara menyeluruh, namun adat Jawa dan kebudayaan Keraton tetap membentuk masyarakat disini untuk berperilaku sehari-hari layaknya orang Jawa asli.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun