Kebajikan dalam kata-kata menghasilkan keyakinan, dalam pikiran menghasilkan kedalaman, dalam memberi menghasilkan rasa kasih. —Lao Tzu
Tersebutlah riwayat, seperti pernah dikisahkan Gobind Vashdev, seorang Guru Agung sedang mewawancarai seorang pemuda yang berniat menjadi muridnya. Pemuda itu tampak memiliki antusiasme tinggi untuk belajar. Melihat hasrat belajar Sang Pemuda, Sang Guru Agung pun setuju untuk berbagi pengetahuan dan kebijaksanaan yang dimilikinya.
Girang bukan kepalang hati Sang Pemuda. Ia pun bertanya, “Berapa lama waktu yang saya butuhkan untuk mendapatkan pencerahan?”
Dengan lembut Sang Guru Agung mejawab, ”Paling tidak lima tahun.”
”Wah, itu terlalu lama,” kata Sang Pemuda. ”Saya tidak bisa menunggu terlalu lama. Bagaimana kalau saya belajar dua kali lebih keras daripada murid lainnya, Guru?”
”Sepuluh tahun,” jawab Sang Guru Agung dengan tenang.
Sang Pemuda merasa heran. ”Malah makin lama. Bagaimana kalau saya belajar lebih giat, siang dan malam, dengan mengerahkan segenap kemampuan saya?”
Dengan ringan Sang Guru Agung menjawab, ”Lima belas tahun.”
Sang Pemuda terperenyak. ”Mengapa setiap saya berusaha meyakinkan Guru, berjanji untuk meningkatkan waktu belajar, waktunya malah lebih lama?”
”Jawabannya jelas,” jawab Sang Guru Agung dengan bijak, ”dengan satu mata yang terfokus pada imbalan, hanya tersisa satu mata yang terfokus pada tujuan.”
Fokus Versus Ambisius