Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gerutu Seorang Tukang Program

5 Agustus 2016   02:01 Diperbarui: 5 Agustus 2016   04:28 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

--kepada Theo Sulaksono

Di kepalaku, telah kupasang aplikasi baru. Melupakanmu. Tapi, ingatanku punya kode sumber pemanggil ingatan.

Yang menyengsarakan pikiranku bukan kenangan bersamamu, melainkan kenyataan betapa sukar mengusir kamu dari ingatan.

Di komputer dan penyimpan data lain telah kuhapus semua hal tentangmu. Di hati, kamu menjelma virus peretas tabahku.

Yang menyiksa hatiku bukan harapan pertemuan denganmu, melainkan tiada cara bagiku untuk melupakanmu.

Di masa depan, telah kurancang monumen bahagia. Di masa kini, telah kaupancang tugu air mata.

Yang pahit di lidahku bukan ampas kopi, melainkan setiap mengatakan: Aku mampu melupakanmu!

2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun