--kepada Theo Sulaksono
Di kepalaku, telah kupasang aplikasi baru. Melupakanmu. Tapi, ingatanku punya kode sumber pemanggil ingatan.
Yang menyengsarakan pikiranku bukan kenangan bersamamu, melainkan kenyataan betapa sukar mengusir kamu dari ingatan.
Di komputer dan penyimpan data lain telah kuhapus semua hal tentangmu. Di hati, kamu menjelma virus peretas tabahku.
Yang menyiksa hatiku bukan harapan pertemuan denganmu, melainkan tiada cara bagiku untuk melupakanmu.
Di masa depan, telah kurancang monumen bahagia. Di masa kini, telah kaupancang tugu air mata.
Yang pahit di lidahku bukan ampas kopi, melainkan setiap mengatakan: Aku mampu melupakanmu!
2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H