Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Garuda Muda Menang, Bung Towel Meriang

26 April 2024   03:56 Diperbarui: 26 April 2024   07:21 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rafael El Klemer Struick mencetak dwigol (Foto: X/@afcasiaancup)

Tommy Welly namanya. Sebelum laga perempat final tergelar, ia mengumbar kritik pedas. Ia meminta agar Nathan Tjoe-A-On tidak dimainkan. Itu cara terbaik untuk menguji kapasitas dan kapabilitas Shin Tae-yong selaku pelatih timnas Indonesia. Laga penting malah ingin main uji pelatih. Ada-ada saja Abang El Handuk ini!

 

APA yang dilontarkan oleh Bung Towel, sapaan pundit tukang bikin kesal Tommy Welly, benar-benar menunjukkan kebiasaan buruk sebagian orang Indonesia. Kalau bisa dipersulit, kenapa mesti dipermudah. Begitu tabiat birokrat yang tersiar luas di tengah khalayak.

Klub tempat Nathan bernaung, SC Heerenveen, sudah mengizinkan pemain yang kakeknya berasal dari Semarang itu untuk berjibaku melawan Korea Selatan. Eh, itu El Handuk berseru agar Nathan dijadikan penghangat bangku cadangan.

Tepatlah satu peribahasa disematkan kepada Towel. Ada sampan hendak berenang. Ada cara yang lebih mudah, malah memilih cara yang sulit. Itu sama saja dengan meminta Didier Deschamps supaya tidak memainkan Mbappe di laga final Piala Dunia. Sungguh menyebalkan.

Sudahlah, lupakan El Handuk. Mending kita ulas peribahasa tadi. Yang dimaksud sampan pada peribahasa di atas adalah 'perahu kecil'. Kata sampan kita serap dari bahasa Hokkien dialek Xiamen, tepatnya dari kata sam pn. Artinya, 'perahu kecil'. Kemudian kita serap menjadi sampan dengan arti yang sama.

Sementara itu, arti berenang adalah 'menggerakkan badan untuk melintas atau mengapung di air dengan menggunakan kaki, tangan, sirip, ekor, dan sebagainya'. Kalau orang yang berenang, tentu menggunakan kaki dan tangan. Jika ikan yang berenang, jelas menggunakan sirip.

Sebenarnya ada pilihan menarik untuk menyeberangi sungai, jika kita udar dalam-dalam peribahasa ini, yaitu sampan. Kalau bisa mudah, kenapa mesti memilih yang susah. Naik sampan lebih mudah. Duduk saja, mengayuh beberapa jenak, lalu tiba di seberang.

Namun, orang yang dimaksud peribahasa ini lebih memilih berenang. Aneh bin ajaib. Barangkali ada alasannya sehingga enggan naik sampan, misalnya punya pengalaman traumatik yang menyebabkan fobia atau ketakutan kronis. Itu tidak perlu kita ungkat-ungkit. Mari kita hargai pilihan orang.

Sampan biasa digunakan untuk angkutan air, terutama menyeberangi sungai atau tasik. Pada tempat-tempat tertentu malah ada yang disewakan. Dengan begitu, pejalan yang hendak menyeberang tidak perlu merenangi sungai.

Dalam peribahasa ini, pusat makna peribahasa merujuk pada orang yang hendak berenang alih-alih naik sampan. Bung Towel misalnya. Bisa bermain nyaman dan aman dengan menaruh Nathan di lini tengah, malah minta pemain keren itu diparkir. Ibarat memilih cara yang susah, padahal ada cara yang mudah. Ibarat memilih jalan yang berkelok dan menanjak, padahal ada jalan yang lurus dan datar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun