Jika menyelam lebih dalam, kita semua pasti sepakat bahwa tidak satu pun agama di muka bumi yang mengajarkan kebencian. Faktanya? Bibit kebencian atas nama agama tumbuh subur di mana-mana, bukan cuma di Indonesia.Â
Jangan tuding Kartini sebagai komunis. Ajakannya kepada kita untuk membayangkan dunia tanpa agama sudah ia kumandangkan sebelum komunis lahir di dunia. Pertanyaan Kartini juga dapat kita pandang sebagai cermin: sudah seberapa beragamakah kita?
Agama adalah lumbung cinta, bukan tempat memelihara benci. Akan tetapi, lihatlah keadaan hari ini. Apakah tabiat keseharian kita, perilaku sehari-hari kita, benar-benar sudah mencerminkan sebagai umat beragama? Jika belum, seabad lampau Kartini sudah galau gara-gara hal serupa.Â
Jika kita menginginkan generasi yang sehat, baik lahiriah maupun batiniah, kita seyogianya merayakan pemikiran-pemikiran Kartini. Caranya dengan meninjau ulang atau mengkaji kembali pemikiran-pemikirannya.Â
Ah, jangan-jangan kita memang senang merayakan Hari Kartini dalam bentuk main kebaya-kebayaan. []Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H