Anies Baswedan kembali memikat perhatian publik. Gubernur DKI Jakarta yang murah senyum itu dianggap calon presiden terkuat pada Pilpres 2024. Tunggu, jangan kesusu menepuk dada. Anies calon terkuat dengan pemilih dari kalangan anak muda.
Itu bukan klaim sepihak dari lingkar satu Anies, melainkan hasil survei Indikator Politik Indonesia. Dari rilis hasil survei yang diagihkan kepada jurnalis, dilansir Kompas.com, Anies menempati posisi puncak. Nomor satu. Persentasenya mencapai 15,2 persen.
Andaikan hari ini pilpres digelar, dengan catatan yang memilih hanya kaum muda, Anies mengalahkan calon-calon potensial lain. Ganjar Pranowo (Gubernur Jateng) menempati urutan kedua dengan suara 13,7%. Posisi ketiga ditempati Gubernur Jabar Ridwan Kamil sebesar 10,2%.
Cawapres dalam Pilpres 2019 lalu, Sandiaga Uno, hanya menempati urutan keempat. Politikus yang kerap tampil modis itu hanya meraup 9,8%. Adapun pasangannya dalam pilpres lalu, Prabowo, berada di rangking kelima dengan raihan 9,5%.
Hasil survei tersebut disampaikan dalam acara Rilis Survei Indikator: Suara-Suara Anak Muda tentang Isu-Isu Sosial, Politik, dan Bangsa. Acara yang digelar di ruang rapat virtual Zoom itu digelar pada Minggu, 21 Maret 2021.
"Di antara tujuh belas nama yang paling tinggi secara absolut, yang tertinggi itu Anies Baswedan," ujar Direktur Eksekutif Indikator Burhanuddin Muhtadi.
Ada hal menarik dari survei yang digelar oleh Indikator pada 4--10 Maret 2021. Kaum muda yang pada pilpres lalu memilih pasangan Jokowi-Ma'ruf, ternyata suaranya tersebar kepada beberapa nama. Pemilih belum menemukan atau memastikan figur pengganti yang tepat bagi Jokowi.
Berbeda dengan pemilih pasangan Prabowo-Sandi. Rata-rata mereka mengalihkan suaranya kepada Anies Baswedan, alih-alih kepada Prabowo atau Sandi. Artinya, dukungan terhadap Prabowo dan Sandi melorot. Salah satu pemicunya karena mereka bergabung dengan kabinet Jokowi.
Selain itu, pemilih Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ternyata belum signifikan. Drama kudeta tidak mengatrol suara AHY. Hal ini patut menjadi alarm bagi AHY dan Partai Demokrat. Pamor AHY belum cukup mumpuni, bahkan sekadar masuk dalam lima besar.
Posisi AHY dalam survei Indikator hanya berada pada urutan keenam. Berada di bawah Prabowo yang usianya jauh lebih tua, pada hal responden survei dari kalangan anak muda. AHY hanya mendapat 4,1 persen suara dari 1200 responden.
Sengkarut yang tengah melanda Partai Demokrat tampaknya mencoreng citra AHY di mata kaum muda. Pola komunikasi dengan meletakkan diri selaku "korban kudeta" ternyata kurang mujarab. Partai Demokrat mesti mencari cara untuk mendongkrak pamor AHY.
Bagaimana dengan Puan Maharani? Lebih parah lagi. Posisinya berada di bawah AHY dan Tito Karnavian. Citra Puan ternyata belum mumpuni untuk memikat hati anak muda. PDI Perjuangan mesti berpikir masak-masak jika ingin mengusung Ketua DPR RI itu.
Jika ingin terjun ke kancah bursa Pilpres 2024, Puan Maharani dan kolega harus bergerak segesit mungkin. Kecuali jika ingin mengulang peristiwa Pilpres 2024: calon terpaksa diajukan dari kalangan kader, bukan dari trah Sukarno.
Calon muda lainnya yang masuk 10 besar adalah Erick Thohir. Pengusaha sukses yang kini duduk di kabinet Jokowi juga kecil kans keterpilihannya pada Pilpres 2024.