Kedua, memastikan makanan favorit. Kalau sedang punya duit, saya sering mencari makanan favorit. Hal pertama yang mesti kita lakukan adalah mengetahui makanan kesukaan. Membaca juga begitu. Mesti tahu dulu bacaan apa yang paling membetot minat kita.
Setelah tahu bacaan favorit, kita bisa sewaktu-waktu merangsang minat membaca. Ambil contoh suka novel bergenre sejarah. Rajin-rajinlah mencari tahu novel sejarah apa yang tengah dicari. Pendek kata, pastikan dulu buku macam apa yang selalu merangsang gairah membaca.
Ketiga, makan bareng. Kadang kita ingin berkumpul dengan teman-teman lantaran ingin makan-makan. Bancakan. Sambil makan kita bincangkan banyak hal. Nafsu makan yang sempat turun akan terkatrol lagi.
Membaca juga begitu. Sesekali ajak teman untuk bancakan membaca. Masing-masing memilih buku sesuai keinginannya. Boleh sambil tertawa bersama, bersenda gurau, bertukar kelakar. Lalu, gantian membahas apa yang kita baca. Sekali baca, banyak yang kita dapatkan.
Tiga cara di atas sangatlah sederhana. Saya percaya, kita semua bisa melakukannya. Yang berat justru pada bagaimana mulai melihat buku selayaknya kita melihat makanan. Sesudah itu bakal enteng. Lihat buku menarik, lapar. Tahu ada novel keren beredar, lapar.
Bukan hanya itu. Kita semua pasti punya rumus rahasia untuk merangsang nafsu makan. Nah, ayo alihkan rumus rahasia itu untung merangsang nafsu membaca. Bagaimana jika masih tidak bernafsu? Jangan mudah menyerah, Kawan. Coba lagi. Lagi dan lagi.
Sekarang kita tiba pada perkara kedua. Bagaimana cara merangsang minat orang agar rajin menyambangi perpustakaan? Itu pertanyaan penting. Jelas ada caranya. Saya juga punya resep cespleng. Namun, resep itu akan saya umbar pada artikel berbeda. Oke? Terima kasih. [kp]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H