APA KABAR, KAWAN? Semoga kamu baik-baik saja. Hanya doa yang bisa kusajikan untukmu, meski aku taktahu apakah doa itu makbul atau tidak. Kuharap, Tuhan senantiasa melindungi kamu hari ini dan hari-hari setelahnya.
Kawan, hari ini aku sangat bahagia. Setelah melewati tirah baring lebih dari sebulan, setelah hanya bisa rebahan menatap langit-langit kamar, hari ini aku tiba pada proses perampungan buku ke-39. Ya, sejak kelahiran buku pertama pada tahun 2007, aku sudah menulis 39 buku.
Bagi penulis produktif, barangkali capaianku biasa-biasa saja. Bagiku, wow, sungguh luar biasa.Â
Bukan apa-apa, 39 buku itu mencakup buku fiksi (puisi, cerpen, novel, dan esai); buku faksi alias buku nonfiksi yang dikemas dengan gaya fiksi (memoar); dan buku nonfiksi (seputar neourologi, kepenulisan, dan kehumasan).
Nah, buku ke-39 yang kuanggit ini termasuk buku faksi. Betul, Kawan. Buku memoar yang kukemas dengan gaya sastrawi. Judulnya, Transformasi Belum Selesai: Memoar Mira Anggraini. Memoar yang sarat data dan fakta, termasuk aturan perundang-undangan, dan mesti kutaja elok agar renyah baca dan tetap kaya makna. Berat, Kawan.
Kali ini aku ingin menceritakan proses kreatif yang kujalani semasa menulis buku ini. Semacam berbagi tip, kiat, atau strategi. Hitung-hitung menebar kebaikan kepada sesama penulis. Jikalau ada bagian dari artikel ini yang layak kaupetik, ambillah sesuka hatimu. Kalau takada, abaikan.
Dahsyatnya, Kawan, curah rahasia ini gratis. Ya, gratis, tis, tis!
***
BAGIKU, MENULIS MEMOAR selalu menyenangkan. Bukan sekadar berapa banyak honorarium yang kuterima, melainkan sekaligus betapa banyak pengalaman orang lain yang bisa kupelajari. Semacam sekali merengkuh dayung, dua-tiga hari capeknya tidak hilang-hilang. Hehehe.
Kita mulai saja, Kawan. Maklum, ada batasan jumlah kata. Selain itu, aku khawatir kamu tiba-tiba pingsan gara-gara penasaran. Kita lewati saja proses tawar-menawar, ajuan proposal, dan hal teknis yang mengawali penulisan. Di sini, konten artikel kita batasi pada proses menulis saja. Oke? Hatur nuhun.
Pertama, menentukan alur penulisan. Hal ini penting karena terkait dengan alokasi waktu, penataan stamina, dan sokongan dana. Berikut aku sajikan infografis berisi tiga poin yang termasuk dalam alur penulisan.