Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kuda Kelabu dan Tuan Muda Pergi Mencari Tuhan

8 Februari 2021   18:20 Diperbarui: 8 Februari 2021   20:18 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Semangkuk coto kuda (Foto: GENPI JENEPONTO/MFR)

Pada semangkuk coto, di atas balai bambu,
di kolong sebuah rumah panggung megah,
seorang lelaki menumpahkan air matanya.
Seiris jeruk nipis, dua potong ketupat, dan
ingatan pada anaknya yang baru saja mati.

"Sebelum aku pergi, potonglah si Kelabu. Ia
letih memikul beban dunia. Aku mau, Ayah,
ia temani aku di sana, terbang di langit,
menembus awan dan luka, mencari Tuhan.
Ayah, bagi daging Kelabu kepada tetangga!"

Lelaki itu terpaku. Pada kunyahan pertama,
ia telan duka ingatan akan anak lelakinya.
Seekor kuda, tertambat di tiang rumah,
melenguh pelan. Ia pandangi tubuh ibunya
pada semangkuk coto di hadapan tuannya.

8 Februari 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun