Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menulislah, Abaikan Teori

27 Januari 2021   11:11 Diperbarui: 27 Januari 2021   11:30 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MENULISLAH, tidak peduli tulisanmu bagus atau jelek terus saja menulis. Jika tiba waktunya yang jelek dapat berubah menjadi bagus. Menulislah, tidak peduli tulisanmu keliru atau tepat. Mereka yang tidak pernah keliru tidak akan mengenal cara dan makna memperbaiki.

Dalam hemat saya, alinea pembuka di atas sudah tepat. Berbeda dengan judulnya. Mengapa? Ayo kita ulas. Menulislah, abaikan teori. Kalau Anda baru menulis, itu tepat. Dalam hal ini, baru adalah sesuatu yang belum pernah Anda lakukan sebelumnya.

Jikalau Anda terlalu sibuk mempelajari teori, boleh jadi Anda dihinggapi perasaan takut salah atau keliru. Anda bisa dihantui macam-macam kebingungan alih-alih menulis. Teori bisa menghantui gairah Anda. Teori wacanalah, komposisi paragraflah, tata kalimatlah, pilihan katalah, tanda bacalah. Macam-macam!

Sekali lagi, abaikan teori hanya berlaku ketika Anda baru memasuki gelanggang cendekia ini. Jikalau sudah lama menjejakkan nama di sana, suka tidak suka Anda mesti mempelajari teori. Satu hal yang perlu Anda camkan, teori bukan teror. Anggap saja teori bagai pelumas untuk meluweskan otak Anda.

Bagi Anda yang sudah menulis puluhan tahun atau telah menganggit ratusan artikel, tetapi masih banyak hal mendasar yang luput dari perhatian, Anda perlu merenung. Boleh sejenak, boleh dua jenak. Setidaknya, Anda bertanya kepada diri sendiri: sudahkah tulisan saya gurih dan renyah?

Gurih berarti tulisan Anda mengandung faedah, menyertakan gizi, dan melibatkan informasi. Adapun renyah berarti tulisan Anda enak dibaca, tidak melelahkan mata dan otak, serta jauh dari kesalahan sepele yang membuat pembaca merasa tidak nyaman.

Gurih berkaitan dengan bagaimana isi tulisan Anda, sedangkan renyah berhubungan dengan bagaimana kemasan tulisan Anda. Baik isi maupun kemasan sama-sama tidak boleh Anda dekatkan dengan asal-asalan.

Bisakah kita mempelajari tata ide agar tulisan mengenyangkan dan menyenangkan? Bisa. Namun, ketika Anda baru memasuki dunia tulis-menulis, setidaknya ada tiga rahasia yang bisa saya bagikan kepada Anda. Pertama, tulis. Kedua, tulis, Ketiga, tulis.

Apabila Anda ingin belajar memperbaiki hal-hal teknis dan praksis tentang kepenulisan, saat itulah Anda sudah tidak bisa menggunakan penyemangat “menulislah dan abaikan teori”.

***

BENARKAH menulis itu mudah? Ya, itu benar. Sangat benar. Namun, jangan Anda langsung terapkan atau kenakan kepada diri Anda. Apa yang mudah bagi orang lain mungkin sulit bagi Anda. Apa yang mudah Anda lakukan barangkali sukar bagi orang lain.

Apakah alinea di atas ruwet dicerna? Tergantung. Kalau Anda dapat menangkap esensinya, alinea di atas tidak ruwet. Sederhananya begini. Sesuatu akan berasa mudah apabila Anda terbiasa. Jika Anda tidak terbiasa menulis, jangan harap Anda bisa mudah menumpahkan gagasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun