Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Akibat Meremehkan Bahasa Indonesia, Perdagangan Manusia Kian Marak

21 Januari 2021   13:31 Diperbarui: 21 Januari 2021   13:39 1090
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahkan kita bisa menegosiasi harga kepada rumah ini (Sumber: Twitter)

Ketika Maman dijual (Sumber: Twitter/@maman1965)
Ketika Maman dijual (Sumber: Twitter/@maman1965)
Perhatikan latar warna pada gambar di atas. Kata "Dijual" berwarna merah, sedangkan "Maman" berwarna putih. Jika sama-sama merah atau putih, berarti 'Maman yang menawarkan sesuatu'. Ternyata tidak. Berbeda warna latar. Maknanya pun bergeser. Jauh sekali.

Lantaran ada sekat ruang dengan penanda berupa warna, maknanya bisa menjadi "Maman yang dijual". Wah, itu sudah sangat parah. Sudah dapat kita anggap sebagai perdagangan manusia seperti kata Bung Saut.

Apakah orang yang membuat spanduk sudah bertanya kepada Maman atau belum? Benarkah Maman mau dijual? Apa yang dibutuhkan oleh pembeli sehingga Maman ditawarkan sedemikian rupa? Luar binasa memang!

Sebermula Maman menawarkan sesuatu, akhirnya dia menjadi korban perdagangan manusia alias human trafficking. Nasib miris ternyata bukan hanya dialami oleh Maman. Banyak korban lain di mana-mana. Simak gambar unggahan Bung Saut di bawah ini.

Begitu banyak orang yang dijual (Sumber: Facebook/Saut Situmorang)
Begitu banyak orang yang dijual (Sumber: Facebook/Saut Situmorang)

Lihatlah bagaimana Angga, Julie, Johan, dan Toni dijual. Kasihan keluarga mereka karena tengah mendapat ancaman kehilangan kerabat. Perhatikan lagi penulisan pada spanduk yang menjual Julie. Sudahlah meniagakan orang, menulis "di jual" pula dalam ukuran besar.

Bagaimana perbaikannya? Sebutkan apa yang dijual dan siapa narahubung yang bisa dihubungi. Kelar perkara. Contoh: Rumah dijual. Hubungi Maman: 08xx-xxxx-xxxx. Itu kalau rumah yang dijual. Bagaimana kalau yang lain? Tinggal ubah, Bray.

Lihat pula gambar di bawah ini.

Rumah yang melakukan penentangan (Sumber: Twitter:@ivanlanin)
Rumah yang melakukan penentangan (Sumber: Twitter:@ivanlanin)

Pada bagian kiri bawah terjadi kesalahan penulisan. Di kontrakan. Dengan demikian, rumah tersebut tidak untuk dikontrakkan, tetapi tempatnya berada di kontrakan. Camkan, Sobat, jika /di/ dipisah maka maknanya merujuk tempat. Bukan perbuatan.

Pada bagian kanan bawah juga keliru tulis. Dikontrakan. Kata dasarnya kontra, artinya 'berada dalam keadaan tidak setuju (kata sifat)' atau 'menentang (kata kerja)'. Pembubuhan imbuhan /di-kan/ membuat makna dikontrakan menjadi 'dibuat menjadi bertentangan atau saling menentang'.

Bagaimana penulisan yang tepat? Lihat bagian atas. Dikontrakkan. Kata dasarnya kontrak, dibubuhi /di-kan/, maknanya 'disewakan rumah atau kamar dalam batas waktu tertentu'. 

Ada lagi yang menyulut rasa dongkol. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun