Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Presiden Jokowi Divaksin atau Divaksinasi?

15 Januari 2021   14:19 Diperbarui: 15 Januari 2021   14:30 1660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah pertanyaan mendarat di WA saya. Daeng, kata mana yang tepat antara divaksin dan divaksinasi untuk makna diberi vaksin? Dengan spontan saya menjawab, "Divaksin." Tidak lama berselang, sebuah gambar hasil bidik layar dinding Facebook muncul di ruang obrol.

Semula saya tidak berniat mengudar alasan mengapa saya memilih kata divaksin daripada divaksinasi, tetapi kiriman gambar tersebut seketika menggelitik benak saya. Bukan apa-apa, di tangkapan layar itu tercantum argumen tentang ketepatan kata divaksinasi dan kekeliruan kata divaksin.

Supaya lebih tedas, silakan tilik gambar di bawah ini. O ya, maaf, saya sengaja mengaburkan nama pengegas tersebut. Hitung-hitung menjaga privasi sesama warganet.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Nah, dari gambar di atas tertera keterangan seperti ini.

Vaksin (kata dasar). Vaksinasi. Memvaksinasi. Divaksinasi (bukan divaksin). Para wartawan masih perlu belajar bahasa nasional kita.

Saripati pesan yang ingin disampaikan oleh si penganjur adalah penegasan bahwa kata yang tepat adalah divaksinasi, bukan divaksin. Sebelumnya, si penganjur mencantumkan akar kata, yakni vaksin dan vaksinasi.

Selanjutnya, si penganjur ngegas pol dengan pernyataan "para wartawan masih perlu belajar bahasa nasional kita". Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa si penganjur teramat yakin akan kebenaran dan kesahihan pendapatnya.

Ada baiknya kita tilik dulu data wartawan yang menggunakan kata divaksin alih-alih divaksinasi. Saya suguhkan setidaknya tiga contoh berita dengan judul yang memakai kata divaksin.

Saya sendiri menganggit artikel dengan menggunakan kata divaksin.

Tiba saatnya kita udar kata yang tepat. Saya sarankan agar kalian memamah kata demi kata dengan saksama supaya tercerap dan terserap dengan baik. Kita mulai dari kata dasar dulu. Baik vaksin maupun vaksinasi sama-sama kata dasar. Makna dua kata tersebut sangat berbeda.

Makna vaksin adalah bibit penyakit yang sudah dilemahkan dan digunakan untuk vaksinasi. Oke? Saya pikir, definisi vaksin itu mudah kita cerna. Selanjutnya kita tilik definisi vaksinasi, yakni penanaman bibit penyakit yang sudah dilemahkan ke dalam tubuh manusia atau binatang dengan cara menggoreskan atau menusukkan jarum agar orang atau binatang itu kebal terhadap penyakit.

Kata vaksin bisa dibubuhi imbuhan untuk membentuk kata baru. Memvaksin, misalnya, yang bermakna memberi vaksin kepada seseorang atau binatang agar kebal terhadap penyakit. Nah, bentuk pasif dari memvaksin adalah divaksin, arti ringkasnya diberi vaksin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun