Kelakuan Raffi keluyuran setelah menerima vaksin tanpa mengindahkan protokol kesehatan pun seketika dilahap warganet. Kalimat-kalimat satire bermunculan lebih subur dibanding jamur pada musim hujan. Rupa-rupa gerunyam warganet.
Ernest sendiri tanpa tedeng aling-aling mengungkapkan rasa kecewanya.Â
"Saya berhasil terlihat tolol. Tindakan Raffi, menurut saya, keterlaluan dan tidak menghargai keistimewaan yang ia dapatkan," cuit Ernest.
Raffi yang keluyuran, Ernest yang merasa terlihat tolol. Padahal, Ernest tidak perlu sekecewa itu. Berharap banyak pada manusia memang sering sekali berujung nelangsa. Ernest harus ingat bahwa Raffi adalah kreator pemburu konten.
Pendek kata begini. Tadi malam keluyuran, besok-besok bikin konten minta maaf karena telah khilaf. Lumayan buat bahan tayang di YouTube. Lumayan buat meraup simpati publik dan, tentu saja, mendapat penghasilan dari konten yang ia unggah.
Maka dari itu, wahai rakyat negeri +62, anggap saja Raffi sedang menghibur kita dengan ulah konyol setelah menerima vaksin. Jangan ingat: korona bisa jadi temporal, kebodohan boleh jadi permanen!
Salam takzim, Khrisna Pabichara
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H