Jurnalisme Bencana, Fakir Empati, dan Pemborong Goblok

Ada juga yang mengatakan "makanya naik kapal aja". Lo, warganet ini pasti telat saat pembagian otak. Meskipun kebagian, ia taruh otaknya di dengkul. Jadilah otaknya korslet setiap dengkulnya mencium lantai.

Tunggu, ada satu komentar netizen yang benar-benar mendidihkan ubun-ubun. Netizen itu bilang, "Pasti pilotnya kang ghosting, nih!" Goblok memang sering didiskon, tetapi jangan diborong semua buat diri sendiri. Rakus banget, sih!

Kasihan Dennis McQuail. Sudah capai merumuskan teori tentang komunikasi publik yang berpilin erat dengan performa media, eh, ternyata ujung-ujungnya tak banyak digubris oleh jurnalis. Soal transaksi informasi yang bersifat solidaritas akhirnya tertimbun oleh kepentingan mengejar laba. Rusak sebelanga susu akibat setumpah nila.

Silakan lihat gambar berikut.

Tangkap layar berita di salah satu media daring (Dokpri)

Demi satu-dua klik, gaji pilot pun dibabar. Alangkah! Apakah gaji pilot mesti dikait-kaitkan dengan musibah yang tengah terjadi? Ai, sebegitunya mencari uang. Semenyedihkan itukah memenuhi tuntutan atasan?

Salam takzim, Khrisna Pabichara